PALANGKA RAYA, JurnalBorneo.co.id – Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Wagub Kalteng), H. Edy Pratowo, mengikuti Rapat Koordinasi Terbatas Pangan secara virtual, melalui konferensi video dari Ruang Rapat Wagub, Kantor Gubernur, Selasa (19/04/2022).
Tampak hadir mendampingi Wagub yakni Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Leonard S. Ampung, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sunarti, dan Kepala Biro Ekonomi Said Salim.
Rapat yang membahas terkait minyak goreng curah (MGC) ini dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, serta diikuti pula oleh Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, Menteri Perhubungan, Wamen BUMN, Kepala Perum Bulog, Kepala Badan Pangan Nasional.
Mengawali rapat, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa terkait dengan inflasi global, diketahui bahwa harga pangan ini naik secara global. “Jadi tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Inflasi pada bulan Maret 2022 sebesar 0,66 % (MtM) atau 2,64 %(YoY). Secara tahunan, merupakan inflasi tertinggi sejak April 2020. Secara bulanan, inflasi tertinggi sejak Mei 2019,” katanya.
Lebih lanjut, sejalan dengan Inflasi Nasional, Inflasi Spasial juga meningkat. Di beberapa daerah, realisasi inflasi Maret 2022 diatas sasaran nasional 3,1 %. Inflasi di Provinsi Kalimantan Utara 4,61 % (YoY), Kalimantan Tengah 4,33 % (YoY), dan Maluku 4,32 % (YoY). Selain itu, masih terdapat beberapa daerah dengan realisasi inflasi cukup rendah (< 2%, YoY) yakni Papua, Gorontalo, Sulawesi Utara dan Maluku Utara.
Kemudian, untuk perkembangan dan sebaran distribusi minyak goreng curah bersubsidi per 18 April 2022, sudah tersalur 123.155,78 ton MGC di seluruh wilayah Indonesia atau 63,26 % dari target 194.634 ton. Pelaku usaha yang terlibat sebanyak 75 produsen, 285 distributor, 1.136 sub-distributor, dan 13.104 pengecer. Namun, kondisi saat ini HET Rp. 15.500/kg atau Rp. 14.000/liter belum terbentuk di pasar, serta distribusinya masih belum merata.
“Progres penyaluran minyak goreng curah bersubsidi secara umum sudah terdistribusi ke sebagian besar Provinsi di Indonesia. Pada periode bulan April, ada 2 (dua) Provinsi yang masih kosong data distribusi MGC (per 18 April 2022) yaitu Kalimantan Utara dan Sulawei Tenggara, hal ini dikarenakan produsen masih dalam proses mengupdate/input data di SIMIRAH (Sistem Informasi Minyak Goreng Curah),” ungkap Menko Perekonomian.
“Kondisi saat ini HET minyak goreng curah belum terbentuk di daerah, sehingga diperlukan upaya dari Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten untuk mendorong Satgas Ketahanan Pangan Daerah yang dipimpin oleh para Sekretaris Daerah beserta Dinas yang membidangi Perindustrian dan Perdaganagn untuk aktif mengawasi serta memantau distribusi MGC dari distributor hingga sampai ke pengecer,” beber Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Sementara itu, Wagub Edy Pratowo menyatakan bahwa berkenaan dengan minyak goreng, khususnya minyak goreng curah di Kalteng sejauh ini memang tidak ada kendala.
“Kita ada 3 (tiga) perusahaan produsen. Hanya saja, produksi per tahun dari ketiga produsen itu persentasenya masih sedikit. Kemudian, di pasaran juga yang minyak goreng kemasan dijual dengan harga Rp.24.000 – Rp.26.000, itu terpenuhi juga, masyarakat juga membeli. Tapi memang ini karena mendekati Hari Raya, yang terpenting adalah stok kita jangan sampai langka atau tidak tersedia,” ujarnya.
“Pemerintah Provinsi selalu mengingatkan kepada jajaran terkait, juga yang berkepentingan untuk urusan pangan dan bahan pokok ini, supaya betul-betul mengecek semua, dan pastikan seluruh masyarakat Kalimantan Tengah tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan barang kebutuhan pokok, terutama memasuki masa Hari Raya yang akan datang,” pungkas Wagub Edy Pratowo. (red)