SUKAMARA, JurnalBorneo.co.id – Bupati Sukamara, Kalimantan Tengah Windu Subagio meminta masyarakat di kabupaten setempat mendukung dan memanfaatkan adanya Program Indonesia Makin Cakap Digital.
“Saya imbau masyarakat memanfaatkan rangkaian kegiatan dalam program ini,” katanya dalam Webinar Indonesia Makin Cakap Digital wilayah Sukamara, Senin (2/8/2021).
Hal ini penting sebagai sarana meningkatkan kemampuan dan pengetahuan masyarakat khususnya di Sukamara, agar semakin cakap digital. Terlebih saat ini dalam masa pandemi COVID-19, sehingga hal ini sangat diperlukan.
Dijelaskannya, di era digital seperti saat ini, semakin banyak konten negatif beredar di internet yang dapat merusak kehidupan bermasyarakat, maupun berbangsa dan bernegara.
Untuk itu sesuai instruksi Presiden Joko Widodo pemerintah telah meluncurkan program tersebut, agar masyarakat semakin cakap digital sehingga dapat memanfaatkan berbagai teknologi baru yang tersedia serta terhindar dari pengaruh negatif.
“Saya pun mengucapkan terima kasih karena Sukamara juga mendapat bagian dalam pelaksanaan program ini,” tutur Windu.
Disamping itu, ia tak henti-hentinya dan tak pernah jenuh, terus mengingatkan semua pihak agar disiplin menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19.
Yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, serta menjauhi kerumunan guna mencegah meluasnya penyebaran virus Corona.
Adapun dalam webinar tersebut dihadirkan sejumlah narasumber yang memiliki kompetensi di bidangnya masing-masing.
Salah satu narasumber dalam webinar kali ini, adalah Digital Creator Cameo Project Martin Anugrah yang membahas tentang budaya digital.
Secara khusus Martin menjabarkan tentang pentingnya menjaga dan mendidik anak di era digital. Salah satu problem utama yang harus dihadapi para orang tua di era digital yakni kecanduan digital.
“Meski sebenarnya permasalahan kecanduan digital tak hanya terjadi atau patut diwaspadai terhadap anak, namun juga kita yang telah dewasa,” terangnya.
Berbagai kecanduan digital seperti tak bisa lepas dari gawai, sosial media, permainan daring atau game online, belanja daring atau online shop, video platform hingga pornografi.
Karenanya masyarakat harus bisa menciptakan suatu pemikiran yang tepat guna mencegah terjadinya hal tersebut. Misalnya memiliki pemikiran bahwa digital merupakan alat, digital untuk produktivitas, serta digital untuk kebaikan.
Dalam hal ini maka keseimbangan menjadi kunci, baik keseimbangan dengan kehidupan nyata, menghargai kehidupan di sekeliling, serta digital yang dapat menjadi cerminan kualitas hidup. (antara/red)





