PALANGKA RAYA, jurnalborneo.co.id — Dalam Rangkaian Pemusatan Pendidikan dan Pelatihan Paskibraka, calon Paskibraka Provinsi Kalimantan Tengah (Prov. Kalteng) diberikan Materi Revolusi Mental untuk Membangun Karakter Unggul.
Dalam periode pelatihan yang berlangsung mulai tanggal 8-18 Agustus 2023 di Hotel Dandang Tingang, Palangka Raya, calon paskibraka menerima materi yang memiliki makna mendalam dan esensi yang kuat mengenai revolusi mental dengan tujuan yang tertuang dalam Nawacita Presiden RI Joko Widodo yakni perlu adanya pendidikan revolusi mental, sebagai perwujudan pembangunan nasional bangsa dapat membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap dan perilaku agar berorientasi pda kemajuan dan hal-hal yang modern. Sehingga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Gagasan revolusi mental pertama kali dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956. Soekarno melihat dalam kehidupan sehari-hari, praktek Revolusi Mental adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong dan Revolusi Mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala.
Sementara itu, Revolusi mental menurut Presiden RI Joko Widodo adalah untuk lebih memperkokoh kedaulatan, meningkatkan daya saing dan mempererat persatuan bangsa, kita perlu melakukan Revolusi Mental.
Materi tersebut disampaikan secara khusus oleh Sahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik Herson B Aden mewakili Sekretaris Daerah Prov. Kalteng saat didaulat menjadi narasumber pada Pemusatan Diklat Paskibraka Prov. Kalteng Tahun 2023.
Dalam acara yang penuh semangat ini, para peserta didorong untuk menggali pemahaman mendalam tentang konsep Revolusi Mental, yang mengajak untuk bertransformasi dari dalam untuk membangun karakter dan mentalitas yang lebih baik.
“Revolusi mental sangat diperlukan untuk menjauhkan diri dari praktik-praktik dalam berbangsa dan bernegara yang dilakukan dengan tidak jujur, tidak memegang etika dan moral, tidak bertanggung jawab, tidak dapat diandalkan, tidak bisa dipercaya. Selain itu, dalam bidang perekonomian kita tertinggal jauh dari negara lain, karena kehilangan etos kerja, daya juang, daya saing, semangat mandiri, kreatifitas dan semangat inovatif,” ujar Herson B. Aden.
Sebagaimana diketahui, delapan prinsip revolusi mental diantaranya bukan hanya proyek tapi gerakan sosial, ada tekad politik untuk menjamin kesungguhan pemerintah, harus bersifat lintas-sectoral, bersifat partisipatif (kolaborasi pemerintah, masyarakat sipil, sektor privat, dan akademisi). Selanjutnya, diawali dengan pemicu (value attack), desain program harus ramah pengguna, popular, menjadi bagian dari gaya hidup, dan sistemik-holistik (berencana-semesta) serta nilai-nilai yang dikembangkan bertujuan mengatur kehidupan sosial (moralitas publik) dan diukur dampaknya.
Tiga nilai revolusi mental yakni integritas, etos kerja dan gotong royong.
Acara tersebut merupakan bagian dari Pemusatan Pendidikan dan Pelatihan Paskibraka yang diadakan untuk mempersiapkan para anggota Paskibraka Prov. Kalteng. Diharapkan, materi yang disampaikan akan menjadi fondasi kuat dalam membangun karakter unggul para peserta, yang nantinya akan bertugas dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen Provinsi Kalimantan Tengah dalam mempersiapkan generasi muda yang berintegritas dan penuh semangat. Materi Revolusi Mental diharapkan akan menjadi landasan untuk membentuk para pemuda yang memiliki perspektif yang positif, sikap kerja keras, dan semangat cinta tanah air.
Peserta kegiatan ini adalah calon Paskibraka Prov. Kalteng yang terdiri dari 54 peserta utusan Kabupaten/Kota se-Kalteng. (red)