PALANGKA RAYA, jurnalborneo co.id – Dampak Kebakaran Lahan yang terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah kini mulai terasa, kabut bercampur asap tipis selimuti kota Palangka Raya, Rabu (30/08/2023) pagi.
Fenomena ini merupakan dampak dari kebakaran lahan yang terjadi di beberapa wilayah kabupaten dan Kota Palangka Raya sendiri.
Salah seorang Warga, Jasri Jais (60) mengatakan, bau asap sudah mulai tercium setidaknya pada pagi hari pukul 05.30 WIB.
”Ketika bangun tidur, saya langsung mencium bau asap meskipun tidak terlalu menyengat,” ucap, Penasehat Dari Ormas Ikatan Warga Banua Kalteng.
Bau asap tidaklah asing baginya, karena pada rentang tahun 2005, kebakaran lahan besar pernah terjadi di Bumi Tambun Bungai yang mengakibatkan kabut asap parah. Jadi saya tidak asing lagi dengan bau asap yang menyelimuti Kota Palangka Raya.
”Saya tau itu adalah bau asap bukanlah kabut embun pagi,” kata, Ayah Jasri panggilan akrabnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi II DPRD Kalteng H. Achmad Rasyid, mengimbau kepada masyarakat agar mengurangi aktivitas diluar ruangan, meskipun harus terpaksa sebaiknya menggunakan pelindung diri berupa masker untuk menjaga kesehatan terutama pada gangguan pernapasan dan kesehatan mata, “ucap Politisi dari Partai Gerindra Kalteng ini.
“Karena kabut asap kabut sdh mulai terlihat menyelimuti kota Palangka Raya, diharapkan semua masyarakat agar mengurangi aktifitas di luar ruangan kalaupun harus terpaksa sebaiknya menggunakan pelindung berupa masker untuk menjaga kesehatan terutama gangguan pernapasan dan kesehatan mata. Kalau menurut aparat kesehatan sudah mencapai tingkat menghawatirkan sebaiknya anak TK dan SDN diliburkan saja,” katanya.
Menurut Achmad Rasyid, kemunculan kabut asap tipis akibat dari kebakaran lahan tersebut, juga dipengaruhi adanya masa peralihan musim yang terjadi saat ini. Hal itu karena kabut terjadi akibat afeksi massa udara yang hangat dan permukaan tanah yang dingin sehingga kemudian menyebabkan kondensasi. (MAD)