Palangka Raya, jurnalborneo.co.id – Ketua DPRD Palangka Raya, Sigit K Yunianto mengatakan, di musim kemarau saat ini maka banyak yang harus diwaspadai oleh masyarakat, dan juga Pemerintah Kota Palangka Raya.
“Patut diwaspadai adalah kebakaran hutan dan lahan atau karhutla. Selain itu dampak debu-debu beterbangan yang bisa menyebabkan penyakit. Tak kalah penting diwaspadai adalah dampak terhadap produksi pangan di Kota Palangka Raya,” ungkapnya di Palangka Raya, Selasa (20/6/2023).
Dengan melihat dampak dari kemarau ini lanjut Sigit, maka pemerintah kota setempat harus mulai melakukan antisipasi dari segi dampak salah satunya terhadap produksi pangan.
Pemerintah kata dia, harus memperhatikan nasib para petani khususnya pegiat pertanian di Kota Palangka Raya. Seperti mencegah jangan sampai terjadi penurunan produksi dampak dari musim kemarau.
“Pemko Palangka Raya melalui leading sektor harus mulai serius melakukan langkah antisipasi gangguan produk pangan dampak dari kemarau. Misal kekeringan yang mengakibatkan gagal panen,” ujarnya menambahkan.
Hal inilah lanjut Sigit, harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah dalam menghadapi kemarau. Perlu ada upaya dalam mengantisipasi dampak kekeringan pada lahan-lahan pertanian produktif, sehingga produksi pertanian tetap terjaga.
Menurutnya, upaya pemerintah daerah dalam mengantisipasi kekeringan dampak dari kemarau salah satunya dengan menyediakan sumur bor, atau saluran primer, sekunder, dan tersier. Hal ini mengingat saluran air dapat berdampak langsung pada kondisi air yang mengalir ke area pertanian.
“Banyak upaya yang bisa membantu para petani dalam mengantisipasi hal terburuk pada musim kemarau. Maka dari itulah pemerintah harus hadir memberi solusi kepada petani agar tak gagal panen pada musim kemarau,” tandasnya. (im/red)