SAMPIT, JurnalBorneo.co.id — Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotawaringin Timur (Kotim) Rudianur mengharapkan, kondisi kekurangan air bersih khususnya di daerah Selatan Kotim yang kerap terjadi saat musim kemarau, agar tidak terjadi pada tahun ini.
Menurutnya, prediksi kemarau tahun ini harus jadi acuan. Jangan sampai kondisi terus mengering, sehingga masyarakat juga kesulitan mendapatkan air bersih. Harus ada langkah antisipasi terlebih dahulu yang dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat kabupaten hingga desa-desa.
“Selain munculnya titik api, persoalan lain yang dihadapi pemerintah dan masyarakat ini kesulitan air bersih, di satu sisi sibuk urusan memadamkan api disatu sisi sibuk juga nanti mencukupi kebutuhan air bersih milik masyarakat,” ujarnya.
Salah satu yang bisa dilakukan tambahnya, bisa membuat sumur bor di sekitar lokasi yang sering mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih. Atau ada inovasi lain dari pemerintah daerah yang bisa dikembangkan, misalnya membuat penyulingan air bersih.
Selain itu Rudianur juga mengingatkan, agar perangkat desa tidak berdiam diri dalam melakukan upaya-upaya tersebut, baik menangani bencana kekeringan maupun Karhutla. Bahwa perangkat desa harus bertanggung jawab atas wilayah administrasinya.
“TNI dan Polri saja kalau tidak bisa mengatasi api di wilayahnya kena sanksi, apalagi dengan kepala desa dan jajarannya juga begitu. Jadi jangan hanya mengharapkan tim yang dibentuk pemerintah turun tangan, namun semua pihak harus terlibat di dalam penanganannya. Apalagi untuk daerah sendiri,” tandasnya. (red)