SAMPIT, JurnalBorneo.co.id — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotawaringin Timur (Kotim) khususnya Komisi IV mempertanyakan keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui instansi terkait dalam menangani bencana banjir di Kota Sampit, yang dinilai tidak ada pengurangan.
Meski pemerintah telah gencar melakukan perbaikan drainase, namun nampak Kota Sampit masih kerap digenangi banjir ketika diguyur hujan lebat. Bahkan dinilai, banjir yang terjadi lebih besar dan luas dibandingkan banjir-banjir sebelumnya.
“Drainase di Kota Sampit ini sepertinya tidak optimal. Beberapa hari ini intensitas dan curah hujan di Kota Sampit sangat tinggi. Akan tetapi drainase kecil bahkan yang besar pun tidak berpengaruh signifikan. Jalanan tetap banjir bahkan merendam pemukiman warga,” kata Ketua Komisi IV DPRD Kotim, M Kurniawan Anwar.
Oleh sebab itu pihaknya mempertanyakan keseriusan pihak terkait terhadap kejadian ini. Pasalnya, sudah banyak dampak negatif dengan terjadinya banjir di dalam Kota seperti sekarang ini. Dari kerugian materil hingga lainnya.
“Bahkan alur sungai di samping kantor PUPR Kotim pun belum pernah di normalisasi, bagaimana sedimennya sangat padat dan tinggi. Setidaknya, dengan alur sungai besar yang melintasi Kota Sampit bisa dinormalisasi, dapat membantu cepatnya air surut akibat curah hujan yang tinggi,” tegasnya.
Menurutnya, sudah seharusnya pemerintah daerah melakukan inovasi dalam penataan kota, jangan menunggu musibah ini tambah besar dan berlarut larut. Apalagi jika dilihat oleh pengunjung dari daerah lain, hal ini akan membuat penilaian terhadap Kota Sampit kurang baik.
“Setidaknya jalan-jalan yang kerap mengalami banjir tinggi harus lebih diperhatikan, seperti di Jalan A Yani, HM Arsyad dan sekitarnya serta Jendral Sudirman. Apalagi ini jalan besar yang banyak dilalui masyarakat,” pungkasnya. (red)