MUARA TEWEH, jurnalborneo.co.id — Menyikapi keluhan masyarakat tentang kelangkaan serta melambungnya harga gas LPG 3 kg di wilayah Kabupaten Barito Utara (Barut), DPRD setempat menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP), Kamis (2/3/2023) di aula DPRD.
RDP dipimpin ketua DPRD Hj Mery Rukaini,didampingi Wakil Ketua Permana Setiawan dan Sastra Jaya, serta anggota. Pemkab Barut diwakili oleh Asisten II Gazali, juga pihak Pertamina dan agen LPG di Muara Teweh.
Dalam RDP terungkap carut marutnya penyaluran LPG 3 kilogram membuat harga melambung, ternyata banyaknya uraian penyaluran.
Seperti halnya dari Pertamina ke agen, hanya menyalurkan ke pangkalan saja. Sementara pangkalan sendiri ikut menyalurkan ke kios atau warung, sehingga dengan banyaknya rentetan itu membuat harga melambung.
“Inilah yang membuat harga terus naik, sebab mereka pemilik kios jelas mengambil untung,” kata Juni Ratetampang, mewakili Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Juni mengatakan untuk membantu masyarakat tentunya pemerintah daerah membuat payung hukum atau Perda agar ada dasar untuk menutup pangkalan yang sengaja menjual ke kios atau warung.
Dalam RDP tersebut, menghasilkan kesimpulan yakni agen dan pangkalan berkomitmen menjual LPG 3 kg kepada masyarakat miskin, usaha mikro, petani dan nelayan sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah.
Kemudian kesimpulan juga mengambil komitmen yang dimaksud pada poin satu, akan dituangkan dalam syarat pernyataan yang ditandatangani oleh direksi dan tembusan disampaikan kepada pemda dan DPRD.
Selanjutnya apabila hasil kesimpulan RDP tidak diindahkan, maka pemda dan DPRD akan melaporkan kepada pihak yang berwenang.
Anggota DPRD Barut dari partai Gerindra, Mustafa Joyo Mukhtar meminta agar para pihak bisa mengawasi dan mematuhi poin kesepakatan yang sudah dicapai dalam RDP Kamis, 2 Maret 2023.
“Saya minta para pihak terutama Dinas terkait agar tetap mengawasi hasil kesepakatan RDP dan para agen juga mematuhi poin-poin kesepakatannya, karena kasihan masyarakat kita saat ini yang sudah terhimpit dalam penghasilan ekonomi keluarga terutama menengah kebawah,”ujarnya, Jum’at, (3/3/2023). (sp/red)