Palangka Raya-jurnalborneo.co.id – Gubernur Kalimantan Tengah H. Sugianto Sabran meminta para kepala daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, ASN, TNI Polri di Kalteng terus mendukung percepatan penurunan stunting di Kalteng.
Hal ini disampaikan Sugianto
saat membuka secara resmi Rapat Koordinasi dan Silahturahmi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) serta Rapat Koordinasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Kalteng, di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, Rabu (15/3/2023).
Adapun peserta Rapat Koordinasi Daerah kali ini berjumlah sekitar 600 orang, terdiri dari anggota Forkopimda Provinsi, Bupati dan Wali Kota beserta Forkopimda Kabupaten/Kota, Perangkat Daerah dan Instansi Vertikal Provinsi, Organisasi Kemasyarakatan, Keagamaan, dan Kepemudaan, dan Lembaga Adat, Akademisi, Mahasiswa, dan seluruh stakeholders terkait.
Rapat koordinasi dihadiri oleh Danrem 102 Panju Panjung, Kapolda Kalteng, Ketua DPRD Prov. Kalteng, Unsur Forkopimda Prov. Kalteng, Bupati dan Wali Kota serta Forkopimda Kabupaten/Kota, Bupati dan Wali Kota serta Forkopimda Kabupaten/Kota serta Segenap tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, pemuda, Akademisi, Perbankan, BEM dan rekan-rekan media.
Dari catatan jurnalborneo.co.id, sebelumnya pada Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Kalteng, di Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya, Rabu (1/3/2023), Gubernur Kalteng, melalui Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan SDM Suhaemi, mengatakan
pencegahan stunting bisa dilakukan dari hulu sebagai akar dari proses panjang yang akan bermuara pada tumbuh kembang anak.Yakni melalui program pendampingan, konseling, dan pemeriksaan kesehatan tiga bulan pra nikah.
“Ketiga program itu bisa dilakukan lewat pengisian Aplikasi Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (ELSIMIL) yang di-launching BKKBN beberapa waktu lalu, guna memastikan calon pasangan usia subur berada pada kondisi ideal untuk menikah dan hamil. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk aktif berpartisipasi dan menyukseskan program pendampingan, konseling, dan pemeriksaan kesehatan tiga bulan pra nikah, khususnya melalui Aplikasi ELSIMIL,” ucap Suhaemi.
Lebih lanjut Suhaemi mengungkapkan, dibutuhkan keterlibatan dan sinergisitas bersama untuk mendukung percepatan penurunan stunting, salah satunya melalui program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).
“Selain itu, di daerah kabupaten/kota se-Kalimantan Tengah perlu digalakkan program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).
DASHAT ini program pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting seperti ibu hamil, ibu menyusui, baduta (anak bawah dua tahun), terutama dari keluarga kurang mampu, melalui pemanfaatan sumber daya lokal, termasuk bahan pangan lokal, yang dapat dipadukan dengan sumber daya dari mitra lainnya,” jelas Suhaemi. (ari).