PALANGKA RAYA-jurnalborneo.co.id
GOR Serbaguna Indoor Km 5 Palangka Raya kini bukan hanya sekadar gedung olahraga, melainkan medan pertempuran hening yang dipenuhi ketegangan. Open Turnamen Catur Tingkat Nasional “GUBERNUR CUP TAHUN 2025″ memasuki babak-babak krusial, menampilkan drama strategi dan psikologis yang intens di atas 64 kotak papan catur.
Memasuki babak kelima pada Selasa malam (16/12), suasana di dalam GOR terasa menegangkan. Ratusan pecatur, dari Master Nasional berpengalaman hingga talenta pelajar Kalteng, duduk tegak. Suara yang mendominasi hanyalah ketukan jam catur yang memecah keheningan secara ritmis, serta dentingan bidak kayu yang diletakkan dengan penuh perhitungan.
Wajah-wajah peserta menunjukkan konsentrasi penuh. Dahi berkerut, tatapan tajam tertuju pada papan, seolah berusaha membaca pikiran lawan sekaligus merancang serangan mematikan. Pergerakan tubuh minim, namun pikiran mereka bekerja keras, menghitung jutaan kemungkinan langkah.
“Di sini, kecepatan berpikir sama pentingnya dengan ketenangan emosi. Satu langkah salah di babak ini bisa menghancurkan harapan meraih total hadiah Rp193 Juta,” ujar salah satu pelatih Sastradi dari Kota Palangka Raya yang ikut mendampingi anak asuhnya , Rabu ( 17/12).
Kehadiran Gubernur Kalteng, H. Agustiar Sabran, yang menyempatkan diri menyaksikan dan bahkan ikut bermain, menambah atmosfer turnamen semakin seru.
Ketika Gubernur berhadapan dengan Sekretaris Umum Percasi Kalteng, Ilham Busra, perhatian tertuju pada meja tersebut. Pertandingan itu bukan sekadar ekshibisi, melainkan demonstrasi semangat sportif dan kecintaan terhadap olahraga catur.
”Kehadiran Pak Gubernur benar-benar memberikan energi positif. Ini menunjukkan bahwa catur di Kalteng mendapat dukungan penuh,” kata seorang atlet senior Etho Mihing.
Di kategori Umum Terbuka, perburuan gelar Master Nasional (MN) semakin memanas. Pemain-pemain top nasional saling jegal, mengorbankan bidak demi mendapatkan posisi yang superior.
Sementara itu, kategori non-umum juga tidak kalah seru. Di meja kategori Antar Wartawan, misalnya, terlihat bagaimana para jurnalis, yang biasanya sibuk memberitakan, kini harus menghadapi tekanan waktu dan strategi di bawah sorot lampu, menunjukkan sisi kompetitif mereka.
Turnamen ini bukan hanya menguji kemampuan teknis, tetapi juga ketahanan mental. Dengan babak yang berlangsung hingga larut malam—seperti tiga babak yang dimainkan pada hari sebelumnya (Senin, 15/12) hingga pukul 22.00 WIB—para peserta harus menjaga fokus dan stamina hingga akhir turnamen pada 18 Desember 2025.(red)









