BOGOR, JurnalBorneo.co.id – Saat ini Indonesia sedang menghadapi tantangan pemerataan layanan kesehatan di banyak daerah. Tantangan utama dalam pemerataan infrastruktur digitalisasi layanan kesehatan di Indonesia meliputi kesenjangan akses internet di wilayah terpencil, di mana 7,18% Puskesmas belum memiliki akses internet dan 14,91% masih kesulitan terhubung ke sistem digital kesehatan nasional.
Aspek geografis Indonesia yang luas dan beragam sering kali menjadi tantangan utama dalam pembangunan infrastruktur di banyak daerah.
Melihat permasalahan ini FiberStar mencoba berinovasi untuk mendukung pemerataan layanan kesehatan di Indonesia secara lebih holistik. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah meluncurkan Star Health, sebuah program unggulan yang dirancang untuk mendukung kesehatan digital masyarakat di seluruh Indonesia.
Star Health diperkenalkan sebagai proyek percontohan (pilot project) di Sukabumi, Jawa Barat. Area ini dipilih karena potensinya yang besar sekaligus tantangan geografisnya yang unik. FiberStar mengkombinasikan teknologi Starlink dengan Star Health supaya bisa menjangkau seluruh daerah termasuk daerah 3T, dengan ini puskesmas di daerah 3T dapat memiliki akses yang lebih mudah dan memadai.
Selaku perusahaan infrastruktur telekomunikasi yang berkomitmen dalam pemerataan digitalisasi di Indonesia, mengadakan seminar bertajuk Smart City Connection dengan tema “Pemerataan Infrastruktur Digitalisasi Data Kesehatan Menuju Indonesia Emas 2045” yang digelar di IPB International Convention Center, Kota Bogor, Kamis (28/1/2025).
Pada acara tersebut FiberStar berkolaborasi bersama dengan Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional Kota Bogor, untuk membahas salah satu isu utama yang diangkat adalah keterbatasan layanan Kesehatan digital di Indonesia.
Chief Digital Transformation Office Kemenkes RI, Setiaji, memberikan pemaparan dan edukasi tentang betapa pentingnya pemerataan infrastruktur. Agar semua masyarakat Indonesia bisa mengakses layanan kesehatan berkualitas tidak hanya di kota besar saja.
Setiaji berharap, FiberStar dapat mendukung peningkatan mutu kesehatan di Indonesia, terutama di daerah 3T (tertinggal, terpecil, dan terdepan) dengan dua inovasi teknologi yang dirancang untuk membantu puskesmas dan fasilitas kesehatan dalam mengintegrasikan data, mempercepat layanan, serta meningkatkan akses kesehatan bagi Masyarakat. Mengingat tantangan utama yang dihadapi mencakup lebih dari 745 (7,18%) puskesmas yang belum memiliki akses internet dan 1,472 (14,91%) puskesmas yang kesulitan terhubung dengan sistem integrasi kesehatan nasional (SATUSEHAT). Selain itu, lebih dari 60.000 kader dan praktisi kesehatan harus mengelola data secara manual.
“Kondisi ini menunjukkan perlunya infrastruktur digital yang lebih merata untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di seluruh penjuru negeri,” tambah Setiaji.
Sementara itu Customer Service Assurance Division Head FiberStar, Wisnu Wardhana, mengatakan bahwa FiberStar yakin untuk mencapai Indonesia yang maju.
“Kita perlu memiliki manusia-manusia yang sehat jiwa raganya agar dapat memajukan infrastruktur digital sampai pelosok negeri. FiberStar menyarankan penggunaan Starlink untuk area yang tidak terjangkau oleh fiber optic,” katanya. FiberStar mendeliver Starlink dengan konsep layanan pengelolaan sistem (manage service) untuk penggunanya, guna memberikan solusi yang pengguna (user) butuhkan.
“Star Health memiliki beberapa keunggulan yang bisa menjadi solusi untuk permasalahan ini, antara lain platform yang sudah berbasis web, layanan farmasi dan labotarium yang terintegerasi, pendaftaran pasien yang efisien dan pengembangan fitur AI, e-signed dan e-resep yang akan sangat berguna dan memudahkan pengguna aplikasi ini,” ujar Wisnu Wardhana.
Lebih lanjut Wisnu menambahkan, aplikasi Star Health ini sudah bersertifikasi PSE dengan berbasis standarisasi nasional & global, terintegrasi oleh SATUSEHAT dan BPJS Kesehatan. Dengan bantuan teknologi seperti Internet of Things (IoT), Big Data, dan Artificial Intelligence (AI), Starlink memungkinkan pengelolaan data yang lebih efisien dan terintegrasi, sehingga meningkatkan kualitas layanan kesehatan di seluruh penjuru Indonesia.
“Inovasi yang dijalankan FiberStar akan berdampak baik bagi kemajuan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat, terutama di daerah 3T. Guna memberikan akses yang lebih merata, kami terus berkomitmen menghadirkan solusi yang menyeluruh dan berkelanjutan. Semoga langkah inovatif ini membawa manfaat besar, tidak hanya bagi kemajuan teknologi, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di seluruh penjuru negeri. Bersama-sama, kita optimis dapat membangun Indonesia yang lebih terhubung dan sejahtera,” tambah Wisnu.
Dalam rangka mendukung inisiatif pemerintah, FiberStar meluncurkan kampanye untuk memperluas akses kesehatan dan pendidikan melalui pemerataan infrastruktur digital. Dengan bantuan teknologi Starlink, FiberStar bertujuan akan memperluas jangkauan layanan digital di Sulawesi, Kalimantan, dan Indonesia Timur hingga tahun depan.
Tidak hanya berfokus pada sektor kesehatan, FiberStar juga mengedepankan sektor pendidikan sebagai bagian dari langkah penting untuk menciptakan Indonesia yang lebih sejahtera dan berdaya saing tinggi di tingkat global. (red)