SAMPIT, JurnalBorneo.co.id — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotawaringin Timur (Kotim), SP Lumban Gaol meminta, agar pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berpihak atau pro kepada masyarakat jangan sebaliknya.
Salah satunya ujarnya, terkait kebijakan pemerintah yang akan menerapkan persyaratan pembelian minyak goreng harus menggunakan aplikasi peduli lindungi. Padahal kata Gaol, persoalan penghapusan tenaga honorer saja masih belum terselesaikan dan masih menuai pro kontra di berbagai daerah.
“Ditambah lagi dengan persoalan pembelian minyak goreng ini. Menurut saya hal tersebut terlalu menyulitkan bagi masyarakat, terlebih yang gagap teknologi atau yang tidak mempunyai handphone android dan tidak bisa melakukan vaksin karena berbagai sebab,” ujarnya, Senin (27/6/2022).
Lanjutnya, meskipun ada yang bisa menggunakan aplikasi peduli lindungi namun jika yang bersangkutan tidak bisa mengikuti vaksin, artinya warga tersebut tidak bisa membeli minyak goreng. Sementara jika menitip kepada warga lainnya juga tidak bisa, lantaran pembelian dibatasi dan tidak bisa berulang melakukan pembelian.
“Sebaiknya di tengah kesulitan ekonomi pasca pandemi ini, janganlah lagi ditambah kesulitan masyarakat kita. Apalagi kita ketahui target dari penjualan minyak goreng curah ini adalah warga yang ekonominya menengah ke bawah, harusnya lebih dipermudah bukan dipersulit, karena tidak semua mampu membeli handphone canggih,” tegasnya.
Ia menyebut, jika tujuan pemerintah untuk mengantisipasi penyelewengan minyak goreng curah, maka yang dibutuhkan adalah regulasi yang mengikat secara hukum. Regulasi tersebut juga sejalan dengan pemberian sanksi yang tegas. Sanksi yang dibuat harus tegas, harus mengikat secara hukum dan membuat efek jera, jika pemerintah masih belum optimal soal ini maka bukan tidak mungkin potensi penyelewengan itu tetap masih ada.
“Tujuan pemerintah itu baik, namun saat ini kita ketahui bahwa minyak goreng adalah komoditas penting, harusnya memperhatikan soal efisiensi bukan membuat masyarakat semakin sulit,” pungkasnya. (red)