SAMPIT, JurnalBorneo.co.id — Maraknya kegiatan balapan liar (bali) di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) pada Ramadan ini menjadi sorotan sejumlah pihak. Tidak terkecuali Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Bahkan pimpinan legislatif di Bumi Habaring Hurung ini, Rinie Anderson meminta agar para orangtua meningkatkan pengawasan terhadap anaknya agar tidak terlibat dalam kenakalan remaja hingga pada pelanggaran hukum.
“Sebagai orangtua harus bertanggungjawab meningkatkan pengawasan agar anak tidak terlibat bali, karena itu sangat membahayakan. Dan juga kepada masyarakat umum agar ikut mengawasi tingkah laku remaja di sekitarnya agar tidak terlibat tindakan melanggar hukum lainnya,” ucapnya.
Beberapa waktu lalu saat memasuki Ramadan, sempat tidak ada aksi balapan di jalan umum ini, namun sekarang kembali muncul hingga meresahkan warga maupun pengguna jalan sekitar.
Hal ini memang sudah seharusnya ditindak oleh aparat agar para oknum yang mengaku pembalap jalanan ini tidak main-main terhadap aturan.
“Kalau mau balapan, nanti, tunggu sirkuit yang dibangun pemerintah sudah selesai. Kotim sebenarnya sudah memiliki sirkuit balap yang rencananya untuk menyalurkan minat dan bakat para pembalap jalanan. Sirkuit itu berada di Jalan Sawit Raya, kilometer 6 Jalan Jenderal Sudirman,” tegasnya.
Namun memang saat ini sirkuit itu bermasalah dan tidak tuntas. Bahkan kasusnya tengah bergulir di Kejaksaan Negeri Kotawaringin Timur (Kejari Kotim). Sirkuit yang menelan dana puluhan miliar rupiah ini terancam kembali jadi hutan, meski tribun dan paddock (garasi markas tim balap) sudah selesai dan lintasan pun hampir rampung. (red)