BUNTOK, Jurnalborneo.co.id – Komunitas Pengajian Cinta Masjid Cinta Majelis (CMCM) Buntok, Kabupaten Barito Selatan (Barsel) merayakan 100 hari program “Sedekah Ringan dan Ambil Sedekah dengan Riang”. Program ini bertujuan untuk membantu dan sedikit meringankan beban sesama di tengah pandemi Covid-19.
Peringatan 100 hari program CMCM, Senin (28/9) ini digelar dengan menyambangi rumah warga secara door to door untuk membagikan sembako.
Ustadz H Muhammad Sibawaihi, selaku ketua pelaksana mengatakan, di momen 100 Hari Sedekah Ringan tak seperti biasanya. Jika setiap sore selalu dipajang sedekah di sekitar Bundaran Haji Indar Kota Buntok Kabupaten Barito Selatan (Barsel) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Pada momen ini, tim membagikan sedekah berupa paket sembako dilakukan door to door dari Rumah ke rumah. Seluruh Paket sembako merupakan pemberian dari PT. Telkom Kalteng Cabang Buntok yang diserahkan langsung kepada Komunitas Cinta Majlis Cinta Masjid (CMCM) , yang mengelola sedekah ringan penerima riang tersebut.
“Kami lakukan secara door to door, Rumah ke rumah, dikarenakan rasa syukur kami karena 100 hari sudah berjalan, dan kami berterimakasih juga kepada PT. Telkom Kalteng Cabang Buntok yang sudah menyumbangkan berupa paket sembako, yang mana dari sumbangan ini kami kelola untuk dibagikan ke warga khususnya di kota Buntok,” ujar Sibawaihi.
Pelaksanaan pembagian door to door ini dilakukan selama 2 hari. Beberapa penerima memang dipilih orang-orang yang saat ini diuji oleh Allah SWT berupa sakit. Selain itu juga para lansia yang memang ekonominya sangat minim.
“Kita lakukan secara maraton, berturut-turut selama dua hari. Dengan target utama, masyarakat yang memiliki penyakit, Lansia, dan masyarakat yang terdampak di saat pandemi ini,” ujarnya.
Diantara penerima yang sangat mengetuk hati kecil para relawan adalah, seoarang anak yang bernama Ainun yang beralamat di Jalan Jelapat RT. 03 Kel. Hilir Sper Buntok. Ainun menderita penyakit yang dikenal dengan nama hydrocephalus, dimana kepala Ainun tidak seperti kepala anak-anak seusianya.
Menurut ibu Ainun dia sudah dioperasi sekali, namun untuk operasi selanjutnnya belum bisa karena terhalang musim Pandemi.
Terpisah, ada juga anak kecil yang bernama Iqbal yang mengalami lumpuh sejak umur 9 bulan, anak kecil malang ini tinggal bersama ibunya dan 2 kakaknya di Gang Tabuk Kota Buntok.
“Iqbal selama dua bulan ini melakukan terapi dalam seminggu dia melakukan terapi selama 3 hari, namun sekarang saudara kita yang membantu melakukan proses terapi telah berpulang ke Rahmatullah,” tutur ibunya Iqbal.
Sama halnya Iqbal. M. Nispan Muthar juga mengalami kelumpuhan sejak berusia 2 tahun, Yang beralamat Jalan Panglima Batur Gang Ainurida, Buntok Barito Selatan (Barsel). Sekarang M. Nispan Muthar berusia 16 tahun.
Selain Iqbal dan M. Nispan Muthar. Ada juga Acil Inur, yang beralamat di Desa Pamait , juga mengalami kelumpuhan sejak kecil sekarang usianya lebih dari 40 tahun.
Banyak lagi kisah di balik kisah di balik pembagian sembako dalam 100 Hari Program yang dikelola oleh ‘Cinta Masjid Cinta Majlis’ (CMCM). Banyak suka dukanya apalagi di tengah Pandemi Covid-19.
“Begitulah sedikit kisah para relawan yang membagikan sembako dalam 100 Hari Sedekah Ringan Penerima Riang. Masih banyak orang-orang yang butuh uluran tangan kita,” ujar Sibawaihi.
Dalam kesempatan itu Sibawaihi mengharapkan program ini tidak akan terputus begitu saja, serta para relawan yang terlibat dalam kegiatan tersebut agar selalu istiqomah dalam menjalankan hal kebaikan.
“Harapan kami program ini berangsur-angsur dan tidak berhenti di tengah jalan, karena masih banyak masyarakat yang tentunya di tengah pandemi ini merasakan dampak ekonomi,” ucapnya. (Den)