SAMPIT, jurnalborneo.co.id — Hingga Senin (3/4/2023), jumlah korban keracunan massal di Sampit Kalimantan Tengah, usai menyantap Kue Ipau sebagai takjil berbuka puasa saat ini mencapai 84 orang. Satu diantaranya meninggal dunia, dari sebelumnya sebanyak 40 orang.
Dipastikan bahan pangan yang menyebabkan keracunan itu adalah kue ipau, sebab berdasarkan hasil dari uji laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) setempat, sampel yang diambil positif mengandung bakteri escherichia coli atau e. coli dan salmonella.
Pernyataan tersebut ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur, Umar Kaderi, saat menggelar press release, Senin (3/4/2023).
Dikatakan Umar kaderi, sebanyak 84 korban keracunan itu terdiri dari laki-laki 33 orang dan perempuan 51 orang. Pasien berumur kurang dari 5 tahun sebanyak 5 orang, umur di atas 5 tahun 66 orang dan lansia 13 orang. Pasien berasal dari lima kecamatan yaitu Mentawa Baru Ketapang 24 orang, Baamang 48 orang, Kotabesi 5 orang, Cempaga 3 orang dan Antang Kalang 4 orang.
Menurut Umar Kaderi, pasien yang dirujuk ke RSUD dr Murjani Sampit sebanyak 25 orang dan saat ini masih ada 11 orang yang dirawat. Sementara itu pasien yang ditangani di puskesmas sebanyak 21 orang, sedangkan sisanya ditangani mandiri di rumah karena gejalanya ringan.
“Semestinya e. coli dalam tubuh yaitu pada usus itu ada batasnya. Namun kalau abnormal itu artinya ada pencemaran dari makanan. Salmonella itu semestinya tidak ada pada makanan, dua komponen inilah yang menyebabkan keracunan massal terhadap 84 orang,” ungkap Umar.
Umar Kaderi menambahkan, munculnya kontaminasi bakteri tersebut bisa disebabkan karena proses penyimpanan maupun pengolahan yang tidak bersih dan sehat. Bahkan saat pengambilan sampel, sudah terlihat perubahan warna pada kue ipau tersebut. (red)