PALANGKA RAYA, Jurnalborneo.co.id – Anggota Komisi II DPRD Kota Palangka Raya, Khemal Nasery, menyesalkan tragedi tenggelamnya dua remaja di kawasan wisata air Petuk Ketimpun mengungkap persoalan serius. Ia menilai minimnya pengawasan di lokasi yang tengah viral sebagai destinasi dadakan.
“Kawasan ini ramai diburu warga setelah beredar luas di media sosial, terutama Tiktok. Namun, popularitas tak diimbangi dengan kesiapan fasilitas dan aspek keselamatan,” kata Kemal.
Ia menyoroti lemahnya mitigasi risiko di lokasi tersebut, termasuk ketiadaan pelampung, petugas penjaga, dan sistem pemantauan yang semestinya menjadi standar minimum di setiap destinasi wisata, resmi maupun tidak.
“Kita minta supaya ke depannya itu diperbaiki, supaya objek wisata itu bisa dinikmati tanpa risiko kecelakaan, antisipasi apakah pelampung penyelamat, kemudian diperbanyak petugas pemantaunya, yang bagian keamanan memantau terus,” ujar Khemal, Senin (4/8/2024).
Ia menegaskan, kejadian ini menjadi peringatan penting bagi semua pihak agar tidak abai terhadap aspek keselamatan di ruang publik yang mengundang keramaian. Apalagi, Petuk Ketimpun bukan satu-satunya lokasi yang muncul secara spontan akibat tren digital.
Khemal juga menyinggung pentingnya tanggung jawab orang tua dalam menjaga anak-anak saat berwisata. Menurutnya, pengawasan tidak bisa sepenuhnya dibebankan pada petugas di lapangan.
Ia berharap insiden ini menjadi pelajaran kolektif agar ke depan, antusiasme masyarakat terhadap destinasi baru tetap dibarengi dengan kesadaran akan keselamatan bersama.(Red)