MUARA TEWEH, jurnalborneo.co.id — DPRD Barito Utara telah meminta agar orang tua dan juga kepada para murid Sekolah Dasar (SD) untuk tidak membawa permainan anak latto-latto ke sekolah yang saat ini lagi marak di kalangan dewasa, remaja terutama anak-anak. Namun di sisi negatif ada bahaya yang mengintai para pengguna Lato-Lato tersebut.
Permainan latto-latto ini dulu sempat viral di berbagai daerah, bahkan di negara ini. Maraknya permainan Lato-Lato di tengah masyarakat mendapat respon dan serta keprihatinan dari Ketua Komisi III DPRD Barito Utara, Tajeri.
“Jadi bagi orang tua yang memiliki anak-anak yang masih belum mengerti akan resiko permainan latto-latto tersebut agar memberikan edukasi dan pengawasan terhadap anaknya sebab bisa membahayakan diri anak itu sendiri,” ucap Tajeri, Rabu (11/01/2023).
Legislator dari Gerindra itu juga mengungkapkan, permainan ini sebenarnya sudah ada sejak lama sekali di jaman dirinya masih sekolah dasar dulu, seiring waktu permainan tersebut sudah lama menghilang. Kemungkinan karena banyaknya jenis permainan yang modern bermunculan dan perkembangan jaman yang terus maju, maka permainan Lato-Lato menghilang ditambah dengan beraneka ragam permainan dan harga saat ini.
“Permainan ini tergolong murah dan sangat terjangkau serta relatif mudah dimainkan dan mudah didapat, mengingat permainan modern lebih mahal seperti gadget dan mainan elektronik, bila membeli yang mahal kemungkinan akan berimbas pada keuangan keluarga ditambah perekonomian sekarang sedang lesu, harga karet anjlok, rotan juga demikian, dan komoditi lain-lain banyak yang harganya menurun, sehingga pendapatan masyarakat menurun. Sementara anak perlu permainan untuk berlibur dan mengisi waktu, tanpa di duga timbul kembali alat permainan ini, harga murah dan terjangkau,” beber Tajeri.
Tajeri juga menghimbau kepada orang tua harus tetap waspada dan memperhatikan anaknya ketika bermain permainan ini, dua bola yang diikatkan ke tali tersebut terbuat dari benda yang keras, tentunya tidak menutup kemungkinan bisa putus dan melayang ke tubuh anak yang sedang bermain atau orang di sekitarnya. Selain itu perkembangan dan sosial anak juga perlu dipantau, dengan harapan musibah yang terjadi di daerah lain, tidak akan terjadi di daerah ini.
“Untuk itu saya menghimbau kepada Dinas Pendidikan Barito Utara agar pihak sekolah tidak memperbolehkan anak-anak membawa permainan latto-latto ini ke sekolah, apalagi pada saat jam sekolah, saya berharap semoga kita semua terhindar dari segala musibah dari permainan latto-latto tersebut,” tandasnya. (sp/red)