KOTAWARINGIN TIMUR, JurnalBorneo.co.id – Pemerintah terus memacu masyarakat agar semakin cakap digital, sehingga salah satunya bisa semakin meningkatkan serta mengoptimalkan keamanan digital yang dimiliki.
Salah satunya melalui Webinar Indonesia Makin Cakap Digital yang digelar menyasar berbagai daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada Sabtu lalu.
“Keamanan digital adalah segala fungsi untuk melindungi dan meningkatkan identitas digital, aset dan interaksi, berdasarkan kombinasi pribadi, platform pelayanan serta perangkat lunak,” kata Advisor of Islamic Jurnalism Forum of Indonesia (Forjim), Hendy Irawan Saleh saat menjadi narasumber dalam webinar tersebut.
Dijelaskannya penting bagi masyarakat memahami pentingnya keamanan digital, salah satunya untuk mengoptimalkan fungsi pelindung informasi dari terjadinya tindakan kriminal siber.
Maka perlu dilakukan sejumlah hal untuk mengoptimalkannya, yakni memproteksi kerahasiaan, integritas maupun ketersediaan informasi.
“Cara melindungi informasi pribadi di dunia digital, seperti tidak melakukan ‘jailbreak’ aktifkan mode kunci segera dan memperbaharui ‘software’,” paparnya.
Selanjutnya memasang antivirus, memakai kode sandi panjang dan kombinasi, aktifkan mode hapus data, hingga mematikan pengisian secara otomatis.
“Termasuk tidak membuka email jika tidak yakin siapa yang mengirimkannya,” ungkapnya.
Lebih lanjut pengaplikasian keamanan digital, salah satunya saat masyarakat menggunakan ‘paylater’ yang merupakan salah satu metode pembayaran saat melakukan transaksi jual-beli secara daring atau online.
Adapun tips aman menggunakan ‘paylater’ yakni tidak asal pilih ‘paylater’, tidak mudah memberikan data, memvariasikan password, serta meninjau ulang ketentuan pembayaran.
Ia mengingatkan agar masyarakat lebih teliti dan berhati-hati saat beraktivitas di ruang digital, untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan terjadi.
Adapun dalam webinar ini turut hadir narasumber lainnya, seperti seorang konten kreator Theresia Jenifer Sheren membahas kecakapan digital, pereakilan PGRI Burhannudin membahas etika digital, serta Dosen STIE Sampit Andri Riady membahas budaya digital. (antara/red)