Puruk Cahu, Jurnalborneo.co.id – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Tengah bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk (P3AP2KB) Kabupaten Murung Raya adakan kegiatan Audit Kasus Stunting tahap II di Aula B Kantor Bupati, Senin ( 12/12/22).
Kegiatan dibuka oleh Wakil Bupati Murung Raya Rejikinoor, S.Sos, dan dihadiri Plt. Kepala BKKBN Prov. Kalteng Dr. Dadi Ahmad Roswandi, M.Si, utusan dari Bapedalitbang Prov. Kalteng, Kadis P3AP2KB Kab. Mura, Kadis Kesehatan Kab. Mura Kepala SOPD Kab. Mura, Koordinator Satgas Prov. Kalteng, Tim Teknis dan Tim Pakar Audit Kasus Stunting dan undangan lainnya.
Dalam sambutanya Rejikinoor menjelaskan bahwa sebagian besar anak yang diaudit mengalami kekurangan gizi akut.
Hal ini disebabkan bukan hanya karena terbatasnya ekonomi keluarga tetapi lebih ke arah kurangnya pengetahuan orang tua dalam pola asuh dan pemberian nutrisi yang tepat.
Selanjutnya kurangnya pemberian protein hewani, masalah sanitasi dan air bersih, penyediaan pangan di tingkat keluarga dan penggunaan alat kontrasepsi juga menjadi faktor yang terdeteksi pada audit kasus stunting ini.
“Tim pakar telah memberikan rekomendasi sedemikian rupa, sehingga kasus stunting yang ditemukan bisa ditindak lanjuti bersama, mulai dari intervensi spesifik dan intervensi sensitive ,”ungkap Rejikinoor.
Pada kesempatan yang sama Dr. Dadi menyatakan bahwa kegiatan kasus stunting ini merupakan representasi PP 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 12 Tentang Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Stunting di Indonesia.
Audit kasus stunting ini memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting serta pemberian rekomendasi oleh para pakar dan para ahli agar kasus stunting tidak terjadi di masa yang akan datang terutama di Kabupaten Murung Raya.
Sementara itu Kadis P3AP2KB Kabupaten Murung Raya dalam penyampaian laporan kegiatan menyatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi terjadinya stunting pada kelompok sasaran, mengetahui penyebab risiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran sebagai upaya pencegahan dan perbaikan tata laksana kasus yang serupa, menganalisi faktor risiko terjadinya stunting pada baduta/balita stunting sebagai upaya pencegahan, penangganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus serupa, memberikan rekomendasi penangganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus serta upaya pencegahan yang harus dilakukan.
Sementara dalam diskusi dengan pakar dan ahli yang telah melihat kasus kasus kejadian anak stunting diduga rendahnya pengetahuan akan gizi yang baik dan kurangnya pola asuh tentang tumbuh kembang anak mendominasi permasalahan tingginya stunting di Murung Raya.Tim









