KAPUAS, JurnalBorneo.co.id – Media sosial menjadi salah satu sarana strategis yang sangat berpengaruh terhadap upaya peningkatan demokrasi di era digital saat ini.
Hal ini dikarenakan media sosial menjadi tempat untuk mengekspresikan diri dan juga media informasi, kata salah satu narasumber Webinar Indonesia Makin Cakap Digital Syafilla Putry untuk wilayah Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Sabtu.
“Peran media sosial dalam demokrasi yakni sebagai ruang publik untuk menyampaikan aspirasi masyarakat,” katanya.
Kemudian media sosial juga menjadi sarana masyarakat agar lebih mudah dalam merespon suatu informasi, yakni dengan memberikan aspirasinya terhadap informasi tersebut.
Dijelaskannya sejumlah manfaat media sosial dalam meningkatkan demokrasi yakni pemerintah dapat melakukan transparansi dan menampung partisipasi masyarakat yang menyampaikan aspirasinya.
“Adanya media sosial maka kinerja pemerintah juga menjadi lebih terawasi,” paparnya.
Selain sebagai sarana meningkatkan demokrasi, media sosial juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat, terlebih Indonesia terdiri dari beragam suku, keyakinan serta ras.
Adapun cara yang dapat dilakukan meningkatkan toleransi ini, yakni dengan membuat konten video atau gambar tentang toleransi yang dapat membangun serta menginspirasi.
Melalui unggahan berupa video maupun gambar tentang toleransi, diharapkan dapat menginspirasi masyarakat lainnya agar juga dapat meningkatkan toleransi serta penerapannya dalam kehidupan.
Namun ia mengingatkan masyarakat saat berada di ruang digital, agar berhati-hati terhadap hoaks atau kabar bohong yang dapat memprovokasi.
“Cermat dalam menerima informasi, guna mencegah hoaks. Hoaks adalah informasi palsu yang bertujuan untuk memprovokasi,” terang Syafilla Putry.
Sementara itu dalam webinar ini juga hadir narasumber lainnya yang membawakan topik berbeda mulai dari etika digital, keamanan digital, budaya digital serta kecakapan digital.
Narasumber lainnya ini seperti Pengawas Dikmen Dinas Pendidikan Kalteng Rusnanie Esra, master of hypnotist Romy Rafael, serta Kepala Dinas Pendidikan Kapuas Suwarno Muriyat. (antara/red)