PALANGKA RAYA, jurnalborneo.co.id – Sejak beberapa tahun terakhir suplay listrik di PT PLN Wilayah Kalselteng sudah relatif stabil. Pemadaman secara bergiliran yang terjadi seperti sebelumnya saat dilakukan pemeliharaan tak pernah lagi terjadi.
Hal ini terkait sejak operasionalnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PT. SKS pada November 2020 sebuah perusahaan penyedia tenaga listrik yang mengoperasikan IPP PLTU Kalteng-1 di Tumbang Kajuei, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah yang telah menyuplai aliran listrik kepada pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) Kalimantan Tengah berkekuatan 2 x 100 Mega Watt (MW).
‘’Sekarang ini kita sudah masuk sistem interkoneksi PLN dengan melayani 2 line, yakni untuk wilayah Kabupaten Katingan dan wilayah Kabupaten Gunung Mas. Hanya saja sampai saat ini jalur transmisi yang diselesaikan oleh pihak PLN baru yang menuju ke wilayah Katingan, jadi saat ini kami baru menyalurkan aliran listrik yang ke arah Katingan,” ungkap Maulana Muhammad, Head Public Affairs PT SKS disela acara berbuka puasa dengan sejumlah awak media dan Pimpinan Organisasi Kewartawanan, diantaranya Ketua PWI, IJTI, AMSI dan SMSI Kalimantan Tengah, di resto Hotel Best Western Palangka Raya, Senin (17/4/2023) malam.
Ditambahkan Maulana yang didampingi seorang staf CSR Assistant SKS Dorothea Sthallhani Jasing, untuk menyalurkan aliran listrik ke wilayah Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas, pihaknya masih menunggu jalur transmisi yang diselesaikan oleh PLN.
“Dari hasil kofirmasi kami, pihak PLN berjanji jalur transmisi ke Kuala Kurun dalam tahun ini sudah selesai dibangun,” tandas Maulana.
Menurut Maulana, kendala yang dihadapi PT SKS adalah karena posisi perusahaan berada di wilayah ujung di Kuala Kurun, sehingga jika terjadi hujan lebat dan menimbulkan petir maka akan berdampak pada suplay listrik.
Sementara terkait penyaluran listrik ke masyarakat, hal itu kewenangan PLN. Pihak PT SKS hanya menyalurkan daya listrik ke PLN.
“Harapan kami pihak PLN nantinya bisa menyelesaikan jalur transmisi ke wilayah Kuala Kurun, termasuk dari arah Kuala Kurun ke wilayah Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya, karena jika nantinya sudah sampai ke Puruk Cahu maka akan terbentuk sebuah lingkaran yang bisa memback-up jika terjadi gangguan aliran listrik,” kata Maulana, seraya menambahkan ketika masuk ke jalur interkoneksi Kalimantan PT SKS mampu menyumbang sekitar 15 persen kebutuhan aliran listrik yang dibutuhkan pihak PLN.
“Sedangkan untuk wilayah Kalimantan Tengah PT SKS menyumbang kebutuhan aliran listrik sekitar 70 persen. Hal ini mungkin bisa dirasakan bahwa beberapa tahun terakhir sudah jarang terjadi pemadaman aliran listrik, jika pun terjadi pemadaman aliran listrik biasanya terjadi karena adanya gangguan jaringan PLN. Dan Alhamdulillah suplay aliran listrik yang ditargetkan pihak PLN peruahaan kami sudah memenuhinya,” lanjut Maulana.
Maulana berharap seiring tumbuhnya investasi di Kalimantan Tengah, dimana kebutuhan aliran listrik akan semakin membesar maka kebutuhan aliran listrik tersebut bisa terpenuhi, meski saat ini PT SLK belum sampai menyalurkan aliran listrik sampai 85 persen, tetapi masih bertahan di angka 75,5 persen.
“Ke depan tentu kami mengharapkan suplay aliran listrik kami bisa mencapai 85 persen bahkan 100 persen,” pungkas Maulana. (red)