Buntok, Jurnalborneo.co.id- Berjuta harapan tertumpu pada pembangunan kawasan Food Estate di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
Sejumlah pihak menaruh harapan besar, agar pemerintah pusat bisa mempercepat pembangunan infrastruktur kawasan lumbung pangan nasional tersebut.
Menyambut harapan yang besar tersebut, Pemerhati Sosial, Politik dan Pembangunan dari Kampus STIP Bunga Bangsa, Haji Abdul Gani, SP, MMA, mengharapkan, agar Pemkab Barsel segera mensinergikan pembangunan kawasan food estate khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Dadahup, Kapuas. Pasalnya, kawasan itu notabene bersinggungan langsung dengan Kecamatan Dusun Hilir dan Kecamatan Karau Kuala, Kabupaten Barito Selatan.
Dengan adanya pembangunan kawasan food estate yang tentunya akan dilengkapi berbagai infrastruktur penunjangnya itu, sebut Gani, maka Pemerintah Kabupaten Barito Selatan sudah seharusnya menangkap peluang itu dengan segera menggagas dan merancang konsep kota mandiri atau kota satelit di sekitar kawasan lumbung pangan itu. Khususnya di Kecamatan Karau Kuala dan Dusun Hilir.
Konsep itu misalnya, memadukan sejumlah desa di kawasan Barsel menjadi kota mandiri atau kota satelit meliputi desa utama yakni Babai, Mangkatip dan Teluk Betung.
Haji Abdul Gani, SP, MMA yang juga merupakan tokoh DAS Barito itu menjelaskan lebih jauh, bahwa konsep kedepan adalah menjadikan kawasan Bamatung ini sebagai kota mandiri baru di Kabupaten Barito Selatan, selain Kota Buntok tentunya.
“Sentra pengembangannya berada di Babai, Mangkatip dan Teluk Betung, sehingga dinamakan BAMATUNG. Dan Bamatung ini akan menjadi penyangga utama kawasan food estate, sekaligus pusat ekonomi baru di Kabupaten Barito Selatan,” ungkapnya dalam sesi diskusi terbatas pengembangan kawasan penyangga food estate, di Palangka Raya, baru-baru ini.
Mantan Ketua Badan Legislasi Daerah DPRD Barsel ini, memaparkan, agar kawasan kota mandiri BAMATUNG ini bisa berdenyut, selain pembangunan fisik—diperlukan pembangunan infrastruktur jalan mantap dari kawasan BAMATUNG hingga ke Kota Kuala Kapuas.
Adapun kesiapan lainnya, lanjut Gani, diperlukan pengembangan dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) setempat agar lebih berkualitas dan berdaya saing.
“Di kawasan BAMATUNG diperlukan SMK Pertanian, SMK Rotan, SMK Peternakan, SMK Perikanan, bahkan kapan perlu dibangun Akademi untuk bidang yang dibutuhkan di dekat kawasan food estate tersebut. Kita perlu membangun manusianya agar berkualitas ini menjadi lebih penting,” ujarnya.
Kendati saat ini sudah ada SMK Pertanian di Buntok, menurut owner PT. Barito Bhakti Persada ini, jumlah lulusannya masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan food estate yang kedepan sangat membutuhkan SDM untuk berbagai bidang.
Melayani Rantai Pasokan Terintegrasi
Haji Abdul Gani kemudian secara rinci menerangkan, bagwa kawasan sentra ekonomi BAMATUNG yang meliputi Babai, Mangkatip dan Teluk Betung, Kabupaten Barito Selatan, harus dirancang serius menjadi kawasan penyangga sekaligus penyuplai rantai pasokan terintegrasi untuk kawasan food estate.
Untuk menyangga kawasan food estate, urainya, BAMATUNG mesti mengembangkan pertanian secara luas, termasuk hortikultura, peternakan dan perikanan—tentunya juga pengembangan SDM berkualitas, layanan jasa, dan mendorong pengembangan sektor ekonomi lainnya.
“Ini akan memberikan manfaat lebih bagi masyarakat, perusahaan dan pengguna jasa setempat;”tandasnya.
Kawasan BAMATUNG sendiri memiliki sejumlah keunggulan, antara lain: memiliki potensi kawasan atau areal pertanian dalam skala luas, sentra perkebunan rotan terbesar di DAS Barito, perikanan sungai danau yang melimpah dan potensi unggul lainnya.
Dengan mengembangkan kawasan BAMATUNG, secara langsung mengintegrasikan kawasan Barito Selatan dan Kapuas. Kedepan, BAMATUNG bahkan bisa menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) strategis bagi Kabupaten Barito Selatan.
Dengan mengembangkan BAMATUNG, setidaknya akan membuka jalur lalu lintas darat alternative yang selama ini untuk menuju ke Kuala Kapuas atau Banjarmasin dari Buntok, harus memutar melewati Palangka Raya atau lebih jauh lagi memutar keliling lewat sejumlah kota di Kalimantan Selatan.
Kehadiran kawasan BAMATUNG dengan sejumlah keunggulan-keunggulannya, menurut Anggota DPRD Barsel dua periode ini, bukan sekedar akan mendorong economic of scale tetapi juga menjadi economic of speed dalam melayani masyarakat, pengguna jasa dan pengusaha lokal setempat.
Haji Gani yang juga pemain bisnis tambang pasir ini menyebut BAMATUNG berpotensi sebagai jantung pertumbuhan kawasan Barsel bagian selatan. Ia menitikberatkan BAMATUNG sebagai pusat konektivitas dan penyangga utama kawasan food estate sebagai lumbung pangan nasional. Tim