Palangka Raya-jurnalborneo.co.id
Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Yuas Elko menghadiri secara virtual Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2024 dan percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional bersama Menteri Dalam Negeri RI. Rakor dihadiri secara virtual dari Ruang Rapat Bajakah, LT. II Kantor Gubernur Kalteng, Senin (14/10/2024).
Hadir juga mengikuti rakor di Ruang Rapat Bajakah diantaranya Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Setda Kalteng Sri Widanarni, Plh. Kepala Biro Ekonomi Setda Prov Kalteng Fanny Kartika Octavianti, mewakili instansi vertikal dan mewakili sejumlah Kepala OPDProv. Kalteng terkait.
Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Restuardy Daud saat pimpin rakor menyampaikan pada September 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 1,84 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,93. Inflasi provinsi y-on-y tertinggi terjadi di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 4,14 persen dengan IHK sebesar 110,12 dan terendah terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,49 persen dengan IHK sebesar 103,76. Sedangkan inflasi kabupaten/kota y-on-y tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 6,31 persen dengan IHK sebesar 107,44 dan terendah terjadi di Kabupaten Karo sebesar 0,04 persen dengan IHK sebesar 105,80.
Sebagai informasi, Prov. Kalteng masuk 10 provinsi inflasi terendah sebesar 1,45 persen.
Direktur Statistik Harga BPS Windhiarso Putranto dalam rakor ini memaparkan terkait Tinjauan Inflasi dan Indeks Perkembangan Harga pada Minggu ke-2 Oktober 2024. Berdasarkan Perkembangan inflasi menurut komponen per Januari-September 2024, komoditas yang menyumbang andil inflasi paling sering pada Januari-April 2024 antara lain emas perhiasan, daging ayam ras, sigaret kretek mesin (sebanyak 4x), kemudian beras, bawang merah, bawang putih dan ikan (sebanyak 3x). Komoditas yang menyumbang andil deflasi paling sering pada Mei-September 2024 antara lain tomat dan daging ayam ras (sebanyak 5X), kemudian telur ayam ras (sebanyak 4x) dan bawang merah serta cabai merah (sebanyak 3x).
Secara nasional, jumlah kabupaten/ kota yang mengalami penurunan IPH pada Minggu ke-2 Oktober 2024 lebih banyak dibandingkan kabupaten/ kota yang mengalami kenaikan IPH. Namun jumlah kabupaten/ kota yang mengalami kenaikan IPH naik dari Minggu sebelumnya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Setda Kalteng Sri Widanarni usia mengikuti rakor mengutarakan bahwa Kalteng pada urutan ke-8 terendah inflasi secara nasional berada di angka 1,45 persen.
“Alhamdulilah untuk Provinsi Kalimantan Tengah posisi masih sama seperti minggu kemarin yaitu inflasi year on year (y-on-y) sebesar 1,45 persen berada di posisi kedelapan dan semua harga masih terkendali”, tutur Sri Widanarni.
“Tugas kita sebagaimana yang disampaikan tim inflasi untuk terus melaksanakan koordinasi terkait dengan apa yang terjadi di daerah kita. Untuk IPH secara nasional untuk Minggu pertama dan Minggu kedua, komunditas yang bergejolak seperti bawang merah, bawang putih, telur, cabai rawit, bawang putih beras, dan lain-lain akan menjadi perhatian kita semua”, jelasnya.
Sebagaimana diketahui, untuk penanganan inflasi di Kalteng sebagaimana program jangka pendeknya yaitu dengan melakukan kegiatan operasi pasar/sidak harga di pasar, melaksanakan pasar murah, serta gerakan pangan murah baik yang diadakan oleh pemerintah provinsi maupun oleh kabupaten/kota, sama-sama berperan untuk menangani inflasi.
Hadir secara virtual dari tempat masing-masing Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan I Gusti Ketut Astawa, Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan Perum Bulog Epi Sulandari, serta Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Bambang Wisnubroto.(red).