Murung Raya-jurnalborneo.co.id Sebagai wujud nyata dari komitmen terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan, PT SKS Listrik Kalimantan menggelar kegiatan pengobatan gratis di Desa Luwuk Kantor, Kecamatan Laung Tuhup, Kabupaten Murung Raya, Sabtu 3 Mei 2025.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara PT SKS Listrik Kalimantan dengan Puskesmas Tumbang Jutuh, PT Surya Kalimantan Sejati, dan PT Putra Perkasa Abadi.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan masyarakat di wilayah terpencil serta mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 3 (Good Health and Well-being) dan poin 17 (Partnerships for the Goals).
Pengobatan gratis ini menyasar masyarakat umum, dengan layanan pemeriksaan kesehatan dasar, konsultasi medis, pembagian obat, serta edukasi kesehatan terkait pencegahan penyakit menular dan tidak menular.
Tim medis dari Puskesmas Tumbang Jutuh bersama tenaga relawan dari masing-masing perusahaan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Tidak kurang dari 150 warga memanfaatkan layanan ini dengan antusias.
Masyarakat menyambut baik kegiatan tersebut, terlebih karena keterbatasan akses kesehatan di daerah tersebut.
PT SKS Listrik Kalimantan diwakili oleh Miranda Puspita Ramadhani selaku Head of CSR dan Billa Ratuwibawa.
Dalam sambutannya, Miranda menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan terhadap program PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup) yang dicanangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di mana perusahaan tidak hanya dituntut untuk taat secara lingkungan tetapi juga aktif dalam pembangunan sosial masyarakat.
“Kegiatan ini sejalan dengan nilai-nilai perusahaan dalam menerapkan Corporate Social Responsibility yang berdampak langsung kepada masyarakat. Kami percaya, pembangunan infrastruktur kelistrikan harus berjalan beriringan dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar,” ujar Miranda.
Lebih lanjut, kegiatan ini juga berkaitan dengan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Ketenagalistrikan (SMK2), yang tidak hanya menekankan aspek keselamatan kerja di lingkungan proyek, tetapi juga memperhatikan aspek kesehatan masyarakat sekitar sebagai bagian dari upaya preventif terhadap potensi risiko sosial dalam proyek ketenagalistrikan.
Kolaborasi lintas sektor ini menjadi contoh sinergi yang efektif antara perusahaan swasta, lembaga kesehatan, dan masyarakat dalam membangun ekosistem sosial yang sehat dan berkelanjutan. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkala sebagai bagian dari kontribusi nyata perusahaan dalam mendukung pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.(red)









