Jakarta-jurnalborneo.co.id
Sekar Istiqomah, Senior Procurement Specialist, mengikuti forum prestisius bertajuk “Thriving in Uncertainty: Harnessing Resilience, Technology and Sustainability for Procurement Success” yang digelar di Mandarin Oriental, Jakarta, (28/8/25)
Acara ini menghadirkan lebih dari 100 pemimpin procurement dari lebih 50 perusahaan lintas industri, mulai dari energi, manufaktur, FMCG, hingga pertambangan, untuk berbagi praktik terbaik, strategi, dan inovasi dalam menghadapi tantangan global di sektor procurement dan supply chain.
Pembicara Kunci dan Perspektif Strategis
Forum ini menampilkan sejumlah pemimpin industri terkemuka yang berbagi wawasan mendalam terkait tren dan praktik terbaru di procurement:
Dr. Christina SS Ooi, CPO Asia Pacific, menekankan pentingnya membangun resiliensi rantai pasok melalui diversifikasi supplier, mitigasi risiko geopolitik, dan perencanaan inventaris strategis.
Eddie Lim, CPO Asia Pulp & Paper, menyoroti pemanfaatan digitalisasi dan AI dalam procurement, termasuk predictive analytics untuk mitigasi risiko supplier dan optimasi biaya.
Togap Siagian, VP Procurement & Logistics, Mining Industry Indonesia, berbagi pengalaman adaptasi logistik di industri pertambangan, termasuk penanganan fluktuasi harga komoditas dan risiko cuaca ekstrem.
Yenliana Sentosa (SVP Procurement, Sinar Mas Land) dan Halilintar Ramadhan (Procurement Director, Unilever) menekankan integrasi prinsip ESG ke dalam proses procurement untuk memastikan keberlanjutan lingkungan, etika sosial, dan tata kelola yang baik.
Muhamad Iqbal (VP Strategic Procurement, PT Pupuk Indonesia) serta Thomas Delory (Global Head of Procurement, Avery Dennison) menekankan pentingnya efisiensi rantai pasok dan kolaborasi strategis antarperusahaan untuk meningkatkan daya saing.
Carl Kimball (VP Asia Pacific, Japan & ME, Zycus) memberikan insight tentang inovasi e-procurement dan platform digital sebagai alat untuk transparansi, akuntabilitas, serta penguatan tata kelola supply chain.
Empat Pilar Strategis Forum
1. Resiliensi Rantai Pasok
Dalam kondisi global yang penuh ketidakpastian, membangun rantai pasok yang tangguh menjadi fokus utama. Diversifikasi supplier, inventaris strategis, serta kemitraan dengan pemasok lokal terbukti meningkatkan ketahanan operasional.
Insight penting: Resiliensi tidak hanya mengurangi risiko operasional, tetapi juga mendorong pemberdayaan ekonomi lokal melalui kolaborasi dengan UMKM dan pemasok regional, sejalan dengan SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.
2. Digitalisasi Procurement dan Supply Chain
Penggunaan teknologi canggih—AI, big data, predictive analytics, serta platform e-procurement—membuka peluang untuk meningkatkan efisiensi biaya, mempercepat pengambilan keputusan, serta memperkuat transparansi rantai pasok.
Insight: Digitalisasi memungkinkan pemantauan kinerja supplier dan kepatuhan ESG secara real-time, mendukung SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, sekaligus meminimalkan risiko kesalahan manusia.
3. Sustainability & ESG Integration
Integrasi aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) bukan sekadar tren, tetapi menjadi standar global yang harus diadopsi oleh perusahaan. Procurement modern kini mempertimbangkan dampak lingkungan, kondisi kerja supplier, dan praktik etis sebagai bagian dari strategi bisnis.
Insight: Dengan memilih supplier yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, perusahaan dapat mengurangi risiko hukum dan reputasi, sekaligus memberdayakan komunitas lokal dan mendukung SDG 8 & SDG 13: Climate Action.
4. Kolaborasi, Networking, dan Local Empowerment
Forum menekankan pentingnya memperluas jejaring antarperusahaan, asosiasi industri, dan komunitas supplier. Kolaborasi ini memungkinkan aliran informasi lebih cepat, pertukaran praktik terbaik, serta pengembangan kapasitas supplier lokal.
Insight: Kolaborasi strategis memperkuat ketahanan rantai pasok regional, meningkatkan inovasi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, mendukung SDG 17: Kemitraan untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Dampak bagi Praktisi Procurement
Kegiatan ini memberikan wawasan mendalam bagi Sekar Istiqomah dan profesional procurement lainnya bahwa keberhasilan procurement modern tidak lagi hanya diukur dari efisiensi biaya atau negosiasi harga.
Keberhasilan kini mencakup kemampuan membangun rantai pasok yang tangguh, adaptif, berkelanjutan, dan inklusif, sambil mengintegrasikan teknologi dan prinsip ESG ke seluruh proses.
Kesimpulan
Hasil forum menunjukkan bahwa procurement strategis dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan pemberdayaan sosial. Dengan menerapkan praktik terbaik yang diperoleh dari forum ini, perusahaan dapat mencapai keseimbangan antara tujuan bisnis dan kontribusi terhadap SDGs, termasuk pekerjaan layak, pertumbuhan ekonomi, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, aksi iklim, serta kemitraan yang kuat.
“Kegiatan ini memperkuat komitmen kami untuk terus meningkatkan praktik procurement yang efisien, inovatif, dan berkelanjutan, sekaligus mendukung pembangunan ekonomi dan sosial yang inklusif di Indonesia,” ujar Sekar Istiqomah.(red)