Nanga Bulik, Jurnalborneo.co.id – Akibat hujan deras selama beberapa hari terakhir ini mengakibatkan banjir melanda sejumlah desa di Kabupaten Lamandau sejak Kamis (25/6/2020). Bahkan mulai Sabtu (27/6/2020) pagi, sejumlah daerah di Kota Nanga Bulik juga turut terendam.
Sebelumnya setidaknya sudah ada 6 desa di Kecamatan Belantikan Raya yang terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 50-80 centimeter (cm).
Terkait kondisi tersebut, Pemkab Lamandau menetapkan status tanggap darurat banjir yang diakibatkan tingginya intensitas curah hujan beberapa hari ini.
“Akibatnya beberapa daerah mengalami banjir, saya menghimbau kepada warga untuk selalu waspada baik terhadap banjir juga terhadap penyakit yang ditimbulkan,” ucap Bupati Lamandau Hendra Lesmana dalam postingan media sosialnya, Jumat (26/6/2020).
Dikatakan bupati, Desa Nanga Belantikan salah satu desa di Kec Belantikan Raya yang terdampak banjir menyebabkan akses daratnya putus. “Kita berdo’a semoga airnya segera surut,” harap Hendra Lesmana.
Untuk menanggulangi hal tersebut, Sabtu (27/6/2020) Bupati Lamandau Hendra Lesmana melakukan rapat siaga darurat dengan instansi terkait seperti BPBD, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Kecamatan Bulik.
Dalam rapat tersebut diputuskan melakukan langkah kongkrit, untuk mengevakuasi warga yang mengalami banjir parah ke tempat yang aman dengan dilengkapi dapur umum. Kemudian segera mendistribusikan bantuan sosial dengan segera berupa sembako serta mengantisipasi dampak pasca banjir.
Kepala BPBD Kabupaten Lamandau Drs Edison Dewel melalui Sekretaris Fery Natalianto, S.Hut, M.Si mengatakan, saat ini pihaknya masih terus melakukan pendataan terhadap rumah warga ataupun fasilitas umum (fasum) yang terendam banjir.
“Sampai saat ini sudah ada 5 kecamatan yang dilakukan pendataan yaitu Kecamatan Bulik, Belantikan Raya, Lamandau dan Bulik Timur. Sementara 3 kecamatan lainnya masih belum diterima datanya terkait minimnya signal jaringan komunikasi,” katanya.
Dijelaskan, ketinggian air yang menggenangi perumahan warga sejak Minggu 21 Juni lalu terus meningkat, bahkan hingga Sabtu (27/6/2020) ketinggian air mencapai 50 hingga 80 cm. Akibatnya, warga harus memindahkan perabotan rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi.
“Karena masih turun hujan di daerah hulu Sungai Lamandau diperkirakan air masih dalam. Diminta kepada warga kepada warga yang bermukim di bantaran sungai untuk berhati-hati,” himbaunya. (hs)