PALANGKA RAYA, jurnalborneo.co.id — Sukarelawan Ganjar Pranowo yang tergabung dalam Ganjar Milenial Center (GMC) bersama Himpunan Mahasiswa (Hima) Barito Selatan menggelar kegiatan Ngobrol Pintar (Ngopi) bersama para milenial dan mahasiswa Palangka Raya, Minggu (04/06/2023).
Kegiatan diskusi bertajuk “Menakar Peran Kaum Milenial dan Mahasiswa kota cantik Palangka Raya dalam Percaturan Politik di Indonesia” itu digelar di Coffe Selera Rakyat, Kelurahan Langkai, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Koordinator Wilayah GMC, M.Rosyid Ridho mengungkapkan, kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan kapasitas para milenial untuk bisa memahami pentingnya berpolitik.
Dia menyebut akan terus memfasilitasi kegiatan tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan oleh mahasiswa dan milenial di Palangka Raya untuk meningkatkan budaya diskusi, tidak hanya kumpul-kumpul biasa.
“Kegiatan ini adalah kepada kaum milenial khusus mahasiswa, agar bisa terus merawat tradisi intelektualnya melalui budaya diskusi dan membangun jiwa kepekaan terhadap situasi Politik di Indonesia,” kata Rosyid Ridho dalam siaran persnya.
Kegiatan tersebut mengundang pemateri yang berkompeten dalam hal ini, agar diskusi Ngopi berjalan menjadi menarik.
Di sela kegiatan tersebut, GMC Kalteng tidak lupa mensosialisasikan Ganjar Pranowo ke kalangan mahasiswa dan milenial di Kota Palangka Raya.
Sementara itu, perwakilan HIMA Barito Selatan, Beni mengatakan kegiatan tersebut sangat positif karena bisa meningkatkan budaya diskusi dan pemahanan terhadap dunia politik.
“Banyak cara merawat keilmuan, salah satunya adalah dengan cara merawat diskusi,” ungkapnya.
Menurut dia, diskusi yang digagas oleh GMC Kalteng itu sangat luar biasa. Sebab, bisa mendiskusikan perihal peran mahasiswa terhadap politik.
Dia melihat belakangan ini, kalangan milenial banyak yang masih belum memahami pengertian politik secara utuh. Sehingga terkesan politik itu adalah sesuatu yang tidak baik.
“Padahal peran politik sangatlah penting terhadap arah masa depan negara. Hal ini yang menjadikan diskusi ini sangatlah menarik, karena mampu menambah khasanah pemikiran kami kaum milenial untuk membuka diri terhadap politik,” jelas Beni. (*)