Palangka Raya, jurnalborneo.co.id — Sebagai upaya Implementasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting melalui Aksi Nyata Bersama (SITAMA) di Kalimantan Tengah, termasuk di Kab. Katingan dan Kab. Kotawaringin Timur, Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN dr. Vicktor Palimbong, Konsultan Hanrem dr. Riyo Kristian Utomo bersama Kaper BKKBN dr. Jeanny Winokan, MAP dan Kepala P3AP2KB dr. Linae Aden, M.Kes melakukan audiensi dengan Bupati Katingan Sakarias, Bupati Kotawaringin Timur H. Halikinnor, SH, M.M dan Audensi dengan Kepala Kementrian Agama Provinsi Kalimantan Tengah H. Noor Fahmi, Jumat (24/3/2023).
Tim BKKBN saat audensi dengana Kakanwil Kemenag Kalteng
Turut hadir dalam audiensi ini Sekda Kabupaten Kotawaringin Timur Fajrur Rahman, bersama jajaran, Kadis P3AP2KB Kab. Katingan dr. Robertus Pamuryanto beserta jajaran, Kadis P3AP2KB Kab. Kotawaringin Timur Imam Subekti beserta jajaran dan Duta Genre Katingan dan Kotawaringin Timur.
“Tujuan dilaksanakannya audiensi ini adalah memperkuat Implementasi dan sinergitas bahkan komitmen Bupati terkait pelaksanaan Program Bangga serta Percepatan Penurunan Stunting di Kalimantan Tengah termasuk di Kab. Katingan dan Kab. Kotawaringin Timur,” ungkap dr. Jeanny Winokan, MAP.
Turut hadir dalam audiensi ini Sekda Kabupaten Kotawaringin Timur Fajrur Rahman, bersama jajaran, Kadis P3AP2KB Kab. Katingan dr. Robertus Pamuryanto beserta jajaran, Kadis P3AP2KB Kab. Kotawaringin Timur
Dalam kesempatan ini dr. Victor mengungkapkan rasa bangga kepada Sakarias dan Hakikinnor karena sudah berupaya menerapkan biaya gratis bagi Calon Pengantin (Catin) yang ingin memeriksakan kondisi fisik dan kesehatanya (mengukur kadar HB, lingkar lengan, dll) sehingga saat Catin menjadi Pasangan Usia Subur (PUS) akan dapat melahirkan bayi yang sehat dan bebas dari stunting.
Sementara itu dr. Riyo pada kesempatan ini mengungkapkan, sebagai upaya percepatan penurunan stunting salah satu upaya yang dilakukan antara lain satu desa/kelurahan diharapkan terbentuk dua Duta Genre sebagai pendidik dan konselor sebaya terkait kesehatan reproduksi, Pendewasaan Usia Perkawinan, serta menerapkan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dengan menu pangan lokal yang sehat, murah dan lebih terjangkau dengan memberdayakan kelompok UPPKA. (red)