PURUK CAHU, JurnalBorneo.co.id – Walau di musim penghujan masyarakat di sekitar Kota Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya (Mura), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), tetap kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih sebagian warga terpaksa membeli air dengan warga yang menjual air menggunakan pick up bermuatan tandon yang berukuran 1.200 litar.
Salah satu masyarakat, Asna, pemilik usaha Rumah Makan Padang (RMP) yang beralamat di jalan Jenderal Sudirman, kawasan Respen, Kelurhan Bariwit, Kecamatan Murung, saat ini mengeluh karena kesulitan mendaptkan air bersih leading.
Dia mengaku terpaksa harus membeli air luaran dengan warga yang menjual air keliling. Untuk kebutuhan itu dirinya harus mengeluarkan uang Rp100 ribu untuk membeli air bersih tersebut. Diperkirakan dalam satu minggu terpaksa membali air bersih tiga kali, guna memenuhi kekurangan air bersih warung makannya.
“Saya kesulitan mendapatkan air dari saluran leading, padahal setiap bulan harus membayar air ke kantor PDAM yang ada di Kota Puruk Cahu,” kata Asna.
Menurutnya, setelah pembayaran air dilakukn, air leading itu mengalir paling 3 hari, setelah itu dirinya membeli saja. Bayangkan dalam satu minggu tiga kali dirinya harus membeli air dari penjual air keliling dan jika dihitung pengeluaran untuk air bersih selama satu bulan, dapat kita bayangkan berapa beban pengeluaran yang harus dikeluarkan, apalagi di saat kondisi Pandemi Covid-19 semacam ini sungguh sangat memberatkan.
Keluhan kesulitan mendapatkan air bersih leading, bukan hanya di kalangan pedagang warung makan saja, warga Polu Basan, yang terletang di jantung Kota Puruk Cahu juga mengeluh.
Seorang ibu rumah tangga bernama Atul, hampir empat tahun dirinya pindah ke Jalan Pulu Basan itu, jarang mendapatkan air dari saluran leading. Dirinya terpaksa membuat sumur bor demi untuk mendapatkan air untuk kebutuhan keluarganya.
“Sangat menyayangkan Kabupaten Mura yang kaya dengan sumber daya alam, untuk mensejahterakan masyarakat, dalam kebutuhan air bersih saja tidak mampu,” katanya saat diwawancarai wartawan Jurnalborneo.co.id, Selasa (5/10/2021).
Menurut pantauan Jurnalborneo.co.id hampir sepanjang pemekaran Kabupaten Murung Raya, warga selalu mengeluh terkait kesulitan mendapatkan air bersih leading. Tentunya keluhan warga itu sudah sampai ke Pemkab setempat, akan tetapi keluhan itu tidak dihiraukan.
Padahal program yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten cukup baik, selalu ingin mensejahterakan masyakatnya dengn hasil kekayaan alam yang dimiliki namun nyatanya belum cukup kelihatan. Sebab air bersih yang diharapkan masyarakat Mura saja tidak sepenuhnya terpenuhi. (kpl)