Palangka Raya-jurnalborneo.co.id –Warga memprotes pembangunan proyek bronjong di jalan Trans kalimantan poros selatan, di Desa Tumbang Nusa.
Warga menilai ada yang kurang tepat dalam perencanaan proyek bronjong ini.
Warga meminta kepada Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Tengah untuk mengevaluasi proyek bronjong ini. Karena ditakutkan proyek ini mematikan ekonomi warga yang bermukim di sepanjang jalan. Warga membuka warung sudah sangat lama.
Harni, warga Tumbang Nusa Kecamatan Jabiren Raya Kabupaten Pulang Pisau mengatakan, bronjong akan menutup akses menuju warung sekaligus rumahnya.
Dia mengatakan, usaha itu yang selama ini menjadi sumber kehidupan keluarganya.
“Mereka membuat bronjong tinggi seperti itu, bagaimana lagi aktivitas kami. Mau bagaimana lagi saya hidup dan menyekolahkan anak kalau usaha kami mati,” kata Harni di depan warungnya, Kamis (17/8/2023).
Di Tumbang Nusa, BPJN Kalteng membangun bronjong sepanjang 550 meter. Ketinggiannya bervariasi dari 50 sampai 150 sentimeter. Bronjong itu dibangun di sisi kanan dan kiri jalan Trans Kalimantan.
Harni mengungkapkan, sebelum proyek dimulai mereka sempat bernegoisasi dan hampir sepakat mengenai ketinggian bronjong. Namun di lapangan, proyek tesebut malah mengabaikan kepentingan warga.
Harni juga menjelaskan, dia sempat menyambangi BPJN Kalteng di Jalan Tjilik Riwut Kilometer 3, Kota Palangka Raya untuk menyampaikan protes. Namun usahanya sia-sia karena ia tidak ditemui pejabat disana.
Muhammad Rahul, pengusaha bengkel di Kameloh Baru Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya, mengatakan, bronjong telah mematikan usahanya. Dia pun telah mengajukan protes namun tidak diindahkan.
“Usaha jadi susah karena tanggul terlalu tinggi. Mau keluar rumah saja susah,” tutur Rahul.
Dia menjelaskan, jalan Trans Kalimantan di depan rumahnya tidak pernah mengalami banjir. Rahul pun bingung manfaat dibangunanya tanggul dari bronjong tersebut.
Warga menyatakan tidak masalah terkait proyek tersebut. Namun mereka meminta agar pekerjaan tersebut tidak membunuh usaha mereka.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Perencanaan BPJN Kalteng Tan Maliki menegaskan, proyek akan terus dilanjutkan dengan desain yang ada. Karena jika ketinggian bronjong dikurangi maka proyek tersebut tidak akan berfungsi sesuai tujuan pembangunannya.
“Kami tetap akan mengikuti gambar karena lokasi tersebut rawan banjir jadi bronjong dibangun untuk menahan tanah. Rencana jalan juga akan ditinggikan,” kata Tan Maliki, Jumat (18/8/2023).
BPJN menolak jika proyek tersebut tersebut dikatakan gagal karena tidak mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi masyarakat sekitar.
Tan Maliki menegaskan, perencanaan pekerjaan tersebut sudah mencakup seluruh aspek. (Red)