PALANGKA RAYA, JurnalBorneo.co.id – Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Prov. Kalteng Leonard S. Ampung membuka secara resmi Focus Group Discussion (FGD) Pengintegrasian Kebijakan, Perencanaan dan Pelaksanaan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan, bertempat di Lt.II Hotel Neo Palangka Raya, Kamis (24/3/2022). Kegiatan ini berlangsung secara daring dan luring.
Leonard S. Ampung saat membacakan sambutan tertulis Pj. Sekretaris Daerah Prov. Kalteng H. Nuryakin menyampaikan ancaman atau bahaya kebakaran hutan dan lahan setiap tahun di wilayah Kalteng merupakan situasi yang tidak dapat dihindari sebagai konsekuensi dari sisi lain bahwa Kalteng masih memiliki kawasan hutan dan lahan yang masih luas, juga karena Kalteng memiliki kawasan gambut yang luasnya sekitar 3 juta hektar.
“Ancaman atau bahaya karhutla ini akan meningkat ketika musim kemarau,” tutur Leo.
Kondisi ini, lanjutnya, terus menerus membuat semua pihak terkait tidak henti-hentinya melakukan berbagai upaya dan inovasi dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan sehingga tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan ataupun kalau terjadi kebakaran hutan dan lahan tidak sampai menjadi bencana bagi masyarakat Kalteng.
Leo menjelaskan kebakaran hutan dan lahan tidak hanya menjadi urusan pemerintah, tetapi menjadi urusan bersama yang melibatkan pemerintah, lembaga usaha, lembaga non pemerintah, akademisi atau pakar dan juga masyarakat yang juga dikenal dengan istilah pentahelix.
Berbagai inisiatif atau model penanganan karhutla telah dikembangkan oleh berbagai pihak, salah satunya dalam skala landscape atau model klaster, yang telah dikembangkan Kementerian Koordinator Perekonomian, Badan Nasinal Penanggulangan Bencana (BNBP), dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Prov. Sumsel, Prov. Riau, dan Prov. Kalteng.
Pendekatan atau model klaster yang telah diinisiasi Pemerintah ini ditindaklanjuti oleh Kemitraan/Partnership bekerjasama dengan United Nation Environment Program (UNEP) untuk memfasilitasi penguatan para pihak dalam upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla melalui program “Strengthening Indonesian Capacity for Anticipatory Peat Fire Management (SIAP-IFM)”.
Adapaun Program SIAP-IFM ini sudah diterapkan pada Kab. Pulang Pisau. Dimana program ini menitikberatkan pada pelibatan para pihak dalam penguatan kebijakan, penguatan kelembagaan dan penguatan kapasitas yang diharapkan berkontribusi pada penanganan karhutla secara kolaboratif dan efektif.
“Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini, Pemkab Pulang Pisau akan berbagi pengalaman terkait dengan apa yang telah dilaksanakan bersama-sama di Kab. Pulang Pisau dalam rangka pengendalian kebakaran hutan dan lahan,” imbuhnya.
Leo juga mengucapkan terimakasih kepada Kemitraan yang telah mendukung dan terlibat dalam upaya penguatan kapasitas pencegahan karhutla di Prov. Kalteng, khususnya yang sudah dilaksanakan di Kab. Pulang Pisau.
“Semoga apa yang telah dikerjakan bersama dengan para pihak di Kab. Pulang Pisau menjadi bahan pembelajaran yang baik bagi kabupaten/kota lainnya di Prov. Kalteng,” tukas Leo.
Terakhir Leo mengajak semua pihak terkait selalu diberikan kekuatan dan kesehatan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam mewujudkan Kalteng Makin BERKAH dan Kalteng bebas kabut asap.
Sementara itu, laporan Kepala BPB-PK Prov. Kalteng dalam hal ini dibacakan oleh Sekretaris Badan Maria Cahaya mengatakan sangat apresiatif dan mendukung pengembangan program dengan pendekatan klaster dan terpadu di Kab. Pulang Pisau dengan harapan dapat bersama saling belajar dan memperkaya apa yang belum sempurna dalam pengembangan program yang diberi nama SIAP-IFM.
“Harapan penting juga melalui kegiatan share learning atau berbagi pembelajaran antar pihak ini, dapat jadi bagian kolaborasi kedepan untuk mengutamakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang mengarah permanen. Agar kita mampu menjawab tantangan dari arahan Bapak Presiden RI,” pungkas Maria. (red)