Palangka Raya, Jurnalborneo.co.id – Pengunduran diri Habib Ismail Bin Yahya sebagai bakal calon Wakil Gubernur Kalimantan Tengah mendampingi petahana H. Sugianto Sabran (Sohib Jilid 2) periode 2021-2024 mendapat tanggapan beragam dari beberapa Pemerhati Sosial Politik di Bumi Tambun Bungai Bumi Pancasila.
Habib Ismail yang kini Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Senin (25/5) kepada awak media, menyatakan mundur dalam pencalonannya sebagai bakal calon Wagub Kalteng lima tahun mendatang bersama H. Sugianto Sabran.
Seperti yang dikemukan peneliti dari Fakultas Sosial Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMP), Farid Zaky M.Si ini, dinamika politik selalu diikuti oleh simbol-simbol, momennya sangat simbolik, di tengah suasana pandemi covid bahkan masih suasana Idul Fitri ini.
“Isu keretakan Sohib terkonfirmasi lewat momen ini. Ada perbedaan visi, perbedaan prinsip tentang arah pembangunan Kalteng antara mereka berdua,” kata Farid.
Kemudian tahap sekarang ini berada pada tahap pemunculan (surfacing) sebelum masuk arena tempur. Menurut Farid ini adalah tahap krusial, karena seleksi alamnya sangat ketat. Hanya mereka yang punya mental petarung dan modal elektoral yang mampu eksis melanjutkan kontestasi.
Momen ini pula tutur Farid, punya magnet yang kuat sebagai pembuka jalan kelanjutan panggung kandidat setelah beberapa bulan isu publik dikuasai oleh pandemi covid-19. Terkait massa PKB perahu Habib, menurut Farid, mulai mengatur rumus kalkulator politiknya.
“Harus kita cermati adalah kehadiran Demokrat dan Gerindra pada konferensi pers Habib. Apalagi strategi para tokoh kedepan akan lebih menguras energi untuk memperkuat elektabilitas. Karena pandemi covid-19 sejatinya belum ada kepastian kapan akan berakhir,” katanya.
Momen ini menurut Farid membuat spekulasi masyarakat kembali mengutak atik nama-nama yang beredar, seperti DR H Riban Satia, DR H Ujang Iskandar umumnya cukup intens untuk kembali ke permukaan. Bahkan, di beberapa daerah Kalteng baliho mereka bermakna simbolik dalam balutan nuansa selamat Idul Fitri, tentunya paling menjadi penasaran publik, mengutak atik nama yang bakal mendampingi KH 1 pada kontestasi ke depan.
Sementara itu, Heru Hidayat pemerhati sosial dan mantan aktivis HMI mengungkapkan, dinamika politik bisa saja terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah yang memiliki banyak pengalaman dalam setiap pemilihan kepala daerah, tentunya paling menjadi penasaran publik. (red)