LAMANDAU, JurnalBorneo.co.id – Pembangunan Pasar Induk Lamandau belum selesai. Penyebabnya, progres pembangunan pasar induk saat ini belum rampung seutuhnya. Pantauan di lokasi, Pasar Induk Lamandau terbagi dalam tiga bangunan gedung utama.
Bangunan gedung pertama, bagunan yang akan diperuntukan untuk para penjual sandang, sembako dan cafetaria. Di bangunan pertama terdiri dari dua lantai. Namun, pada lantai dua bangunanan pertama ini tampak belum selesai pengerjaannya.
Bangunan gedung kedua, bangunan pasar rakyat yang rencananya akan digunakan untuk berjualan sayur mayur dan ikan. Gedung ini tampak lebih sempurna dibanding dua bangunan lainnya. Hanya saja, pada halamannya masih banyak berserakan material bekas pembangunan.
Sedangkan Bangunan gedung yang ketiga, bangunan ini tampak yang paling parah. Diduga, bangunan yang juga dijadikan tempat untuk jual sayur dan ikan tersebut tak selesai dikerjakan. Terlihat bahan material pasir hingga batu koral masih menumpuk di halaman gedung tersebut.
Salah seorang pekerja bangunan di Pasar Induk Lamandau, Fi’i saat dijumpai oleh awak media mengatakan ada tiga bangunan utama pasar induk Lamandau. Di mana pembangunan pasar rakyat itu sudah selesai pada bulan Februari tahun 2018. Sedangkan bangunan pasar induk yang paling depan ini memang tinggal lantai duanya yang belum selesai.
Fi’i melanjutkan, untuk bangunan ketiga yang posisinya berada paling belakang memang tak selesai. Menurut dia, kontraktor pekerjaan untuk setiap bangunan gedung tersebut berbeda-beda. Bagunan ketiga tersebut dikerjakan oleh kontraktor asal Kalimantan Barat.
Sementara itu, Kepala Disperindagkop Lamandau, Penyang Lanen saat di temui di ruang kerjanya mengatakan, sejauh ini pihaknya terus menjalin komunikasi dengan kontraktor yang bertanggung jawab atas pembangunan pasar tersebut. Dan memang diketahui ada keterlambatan pengerjaan dari jadwal yang sebelumnya ditargetkan selesai pada akhir tahun 2020.
Dirinya menambahkan untuk bangunan pasar induk gedung ketiga yang dibelakang progresnya itu baru mencapai 70,1 persen.
Adapun untuk nilai kontrak pada bangun gedung pasar tersebut sebesar Rp1,9 Miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Sedangkan pagu anggarannya sebesar Rp. 2,2 miliar.
“Dengan nilai tersebut berdasarkan perjanjian kontrak seharusnya pembangunan sudah selesai, namun presentase pengerjaannya baru mancapai 70 persen. Yang jelas kami sudah berupaya berkoordinasi dengan pihak penyedia, pihaknya telah menyampaikan bahwa hanya sampai disitu kemampuan mereka untuk mengerjakan,” tutupnya. (by)