KUALA PEMBUANG, Jurnalborneo.co.id – Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, Syamsudin menilai anggaran pembangunan rehab Dermaga Kuala Pembuang III, tidak sesuai dengan realisasi di lapangan karena masih banyak keluhan dari para pengguna.
Penilaian itu setelah pimpinan dan anggota Komisi II DPRD Seruyan telah melihat langsung perbaikan dermaga tersebut, kata Syamsudin di Kuala Pembuang, Rabu.
“Banyak yang tidak sesuai, terkhusus pengadaan bahannya. Padahal anggaran untuk rehab itu telah disetujui Rp200 juta,” ucapnya.
Setelah di cek, lanjut dia, tampaknya perbaikan dermaga tersebut menggunakan sistem tambal sulam, sangat disayangkan jadi hal tersebut bukan memperbaiki, tapi malah mempersulit masyarakat terlebih para buruh yang melakukan aktivitas bongkar muat.
Kemudian, jika dilihat di lapangan yang dilakukan perbaikannya hanya di bagian depan. Tapi, di bagian terpentingnya justru tidak. Misal yang dekat kapal bersandar itu, karena para buruh masih mengeluhkan hal itu. Apalagi dengan cara tambal sulam bagian sampingnya juga sudah tidak bisa karena lantainya tidak ada.
“Seharusnya kalau ingin memperbaiki tersebut harus di komunikasikan dengan baik kepada para pengguna dermaga itu, sehingga perbaikan tersebut bisa mempermudah masyarakat, kalau begini kan malah mempersulit mereka,” beber Syamsudin.
Legislator Seruyan itu menyebut, nanti pihaknya akan memanggil dinas teknis untuk menanyakan baik itu dari segi perencanaan, penganggaran, dan lainnya. Hal ini memang harus diawasi karena ini menyangkut perekonomian masyarakat dan daerah.
Sementara itu, Soni, salah satu sopir barang di dermaga KP III itu mengeluhkan dengan keadaan dermaga yang sudah di perbaiki itu karena sangat menyulitkan pihaknya, misalnya seperti bagian samping itu biasanya bisa digunakan untuk berputar arah. Kemudian bagian terpenting ada di dekat kapal bersandar itu tapi yang di perbaiki depannya saja.
“Padahal di bagian depan itu cuman ada dua titik yang berlubang, tapi rehabnya di situ semua malah lantai di bagian samping itu habis,” sesalnya
Selain itu, hal yang menjadi keluhan pihaknya adalah posisi dermaga itu lebih tinggi sehingga adanya tanjakan yang begitu miring dan sudah beberapa kali mengalami kerusakan kendaraan karena hal tersebut.
“Jadi, untuk biaya angkut muat itu pak cuman Rp 30 ribu tapi saya sudah dua kali mengalami kerusakan setelah di rehab dermaga ini dan biaya perbaikannya itu Rp 500 ribu, pastinya kita itu kan membawa barang dan beban yang cukup berat kalau ada tanjakan itu sangat sulit,” demikian Soni.AH