Palangka Raya, Jurnalborneo.co.id – Para tokoh dari berbagai daerah di Kalimantan Tengah merespon baik keinginan Sang Putra Kahayan, HM Riban Satia,yang kembali menyatakan maju pada Pilkada Kalimantan Tengah tahun 2020. Majunya sosok Riban–panggilan akrabnya, diyakini mampu memenangkan pertarungan Pilkada kali ini, hingga pada akhirnya bisa melaksanakan pembangunan secara maksimal.
Hasil reportase lapangan jurnalborneo.co.id, baru-baru ini, menyebutkan, diantara para tokoh tersebut, ada tokoh agama kharismatik di kawasan DAS Barito yakni Habib Ar Bait yang menanggapi positif terkait rencana Riban yang ingin menjadi Calon Gubernur Kalteng dan mengikuti pilkada tahun 2020.
Menurut Habib, selama masa kepemimpinan Riban Satia sebagai Wali Kota Palangka Raya dua periode, ia memiliki berbagai pencapaian keberhasilan dan dikenal sebagai sosok yang baik. Jadi apabila nantinya dia maju pada pilkada gubernur, pihaknya pun sangat setuju dan siap mendukungnya.
Informasi yang diperoleh tim reportase, baru-baru ini, HM Riban Satia melakukan silaturahmi ke Mengkatip, Kecamatan Dusun Hilir, Kabupaten Barito Selatan.Kedatangan beliau untuk menghadiri haul akbar ke-20 Habib Salim bin Habib Ma’rus Al Bahasyim. Pada kegiatan itu juga hadir KH Asmuni bin Masuni atau terkenal sebagai Guru Danau.
“Kami setuju jika Riban maju di pilkada mendatang. Ia merupakan sosok yang ideal untuk menjadi pemimpin. Seseorang yang memang berkompeten, hal itu telah teruji dan terbukti saat menjadi wali kota,” ulang Habib di sela-sela kegiatan haul.
Sementara itu, Habib Artum yang berasal dari Kabupaten Barito Utara, juga memberikan tanggapan positif terhadap rencana Riban yang ingin mengikuti Pilkada Kalteng tahun 2020 mendatang.
Ia berpesan kepada Riban, jika memang pada akhirnya maju dan bersaing pada pilkada, serta ditakdirkan menjadi pemenang, agar tetap menjadi sosok yang rendah hati, amanah dan dapat dipercaya.
“Harus bisa menjadi seorang pemimpin yang baik, yakni mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dengan menyelesaikan berbagai kesulitan yang mereka hadapi,” pesannya.
Kiprah Sang Putera Kahayan, tentu tidak diragukan lagi.Beliau menjabat sebagai walikota terpilih dua periode.Pernah menjadi Ketua Koordinator APEKSI Komisariat Wilayah V (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia se-Kalimantan) dan Ketua DAD Kota Palangka Raya.
Selama memimpin Kota Palangka Raya, dengan mengundang pemilik hotel di Banjarmasin untuk mendirikan hotelnya di Kota Palangka Raya, seperti Aquarius, Swiss Bell Hotel, Amaris dll, dengan tidak memungut biaya operasional bahkan pajak saat berdirinya.
Banyak event nasional diselenggarakan di kota ini seperti pertemuan para gubernur seluruh Indonesia dan pertemuan seluruh walikota se Indonesia pada 6-11 Mei 2013. Selama kurun waktu 2008-2013 PAD mengalami peningkatan 100% yakni dari Rp400 Milyar menjadi Rp800 Milyar lebih. Hampir Rp900 Milyar.
Muhammad Riban Satia ingin menjadikan Kota Palangka Raya sebagai kota bertaraf internasional, melakukan beberapa langkah untuk mewujudkan mimpi besar ini dengan lobi-lobi dan berhasil. Hasilnya, Proyek River Front City (Sungai Depan Kota) sebagai Proyek Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).
Riban ingin mengembalikan harapan dan mimpi Presiden Soekarno (Bung Karno) saat berdirinya Kota Palangka Raya yakni saat pemancangan tiang pertama beliau berpesan “Jadikanlah Kota Palangka Raya sebagai modal dan model, janganlah membangun bangunan di sepanjang tepi Sungai Kahayan, lahan di sepanjang tepi sungai tersebut, hendaknya diperuntukkan bagi taman sehingga pada malam yang terlihat hanyalah kerlap-kerlip lampu indah pada saat orang melewati sungai tersebut”.
River Front City dimulai dari bawah Jembatan Kahayan-Flamboyan-Dermaga Rambang, dibangun jalan tepi sungai beserta tamannya, sehingga menjadi kawasan wisata kota.
Selanjutnya, menata suatu wilayah baru untuk dijadikan komplek perkantoran pemerintah kota dan bundaran seluas 38 hektare di bilangan Jl Soekarno.
Apabila diberi kesempatan lagi, beliau merancang kanal raksasa selebar 40 m dari Jl.Yos Sudarso menuju RTA. Milono, dari RTA Milono menuju Sabangau, selain bisa dilayari untuk wisata juga sebagai jalur utama pendistribusian air sehingga kota ini terbebas dari banjir.
Demi kenyamanan dan menghindari kemacetan di masa akan datang jalan permukinan baru dirancang sekurang-kurangnnya 15 meter dan jalan utama 50-200 meter bahkan jl. Soekarno dirancang 150 meter untuk jalur pengguna kaki, jalur sepeda dan jalur pengguna mobil.
Namun beliau tidak terfokus pada membangun kota bertaraf internasional semata. Karena Palangka Raya berpenampilan tiga wajah yaitu wajah perkotaan, wajah pedesaan dan wajah hutan belantara. Di dalamnya ada manusia yang harus diperhatikan, ada kelas kaya raya namun tidak sedikit masyarakat di pinggiran yang hidup sebagai rakyat jelata, semua perlu diperhatikan oleh pemerintah kota, oleh karena itu beliau membangun jalan penghubung antar kelurahan, membangun pasar tradisional, pelabuhan yang memadai, serta terus menata wajah kota. (Tim)