LAMANDAU, JurnalBorneo.co.id – Meski kondisi ekonomi sedang lesu akibat pandemi Covid-19 yang belum kunjung berakhir sejak satu tahun lalu. Namun, bulan Ramadhan jadi berkah bagi para penjual buah kelapa muda di Kota Nanga Bulik. Panasnya cuaca menjadi salah satu faktor utama orang-orang membeli. Mereka meraih keuntungan berlimpah meski ditengah pandemi Covid-19.
Air kelapa memang menjadi favorit masyarakat untuk pelepas dahaga saat berbuka puasa. Selain rasanya yang segar dan manis, juga dipercaya dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang selama berpuasa.
Ibu Abas (47 tahun) pedagang kelapa muda saat ditemui di lapaknya di pinggir jalan Ahmad Yani, Kamis (22/4/2021), mengatakan dirinya mengaku mampu menjual kurang lebih 100 butir kelapa dalam sehari di bulan suci Ramadhan ini. Dirinya mengatakan mendapat pasokan kelapa muda dari desa -desa sekitar kota Nanga Bulik dengan harga beli Rp 6 ribu per buah. Dia meraup keuntungan Rp 4 ribu per buah karena menjualnya Rp 10 ribu per buah.
“Selama bulan puasa permintaan kelapa muda naik drastis sehingga mengakibatkan omzet penjualan kelapa muda meningkat,” katanya sembari tersenyum.
Dikatakannya, kebanyakan konsumen membeli kelapa muda diminta dibelah. Lalu sari maupun buah kelapa mudanya dimasukkan ke plastik untuk dibawa pulang sebagai minuman berbuka puasa.
Bayu (30 tahun) salah seorang pelanggan tetap mengatakan, dirinya lebih memilih kelapa muda dari pada minuman lainnya. Selain segar, air kelapa juga tidak mengandung zat kimia seperti pemanis maupun pewarna buatan.
“Dari hari pertama puasa hingga hari ini, kelapa muda menjadi menu wajib keluarga saat berbuka. Saya biasa beli 2-3 buah. Ketika dibeli, langsung diminta untuk dikeluarkan dagingnya, agar ketika tiba di rumah bisa langsung diminum dan di makan,” katanya.(by)