LJakarta, jurnalborneo.co.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto terus menunjukkan dampak luas terhadap perekonomian nasional. Selain berfokus pada pemenuhan gizi masyarakat, terutama anak sekolah, program ini mendorong perputaran ekonomi lokal hingga menciptakan multiplier effect di berbagai sektor, mulai dari pertanian, peternakan, perikanan, hingga industri kecil dan menengah.
Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto, menyatakan keberhasilan MBG memerlukan kolaborasi lintas sektor, termasuk peran aktif swasta. Menurutnya, hingga September 2025 program ini telah menjangkau 31 juta jiwa dengan 9.615 unit SPPG (Sentra Produksi Pangan Gizi) yang beroperasi di berbagai daerah.
“Program ini akan semakin kuat jika didukung partisipasi swasta dan masyarakat, karena manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh penerima, tetapi juga oleh para pelaku ekonomi lokal,” kata Haryo dalam acara Gotong Royong Makan Bahagia Gratis di Jakarta.
Dampak ekonomi program MBG juga diakui oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Muh Haris. Dalam sosialisasi program di Kendal, Jawa Tengah, Haris menyebut bahwa MBG tidak hanya memberi makan bergizi, tetapi juga menghidupkan ekonomi desa.
“Program ini tidak berhenti di piring anak sekolah saja. Di baliknya ada petani, peternak, nelayan, dan UMKM yang ikut hidup,” ujarnya.
Pemerintah, lanjut Haris, telah menyiapkan anggaran Rp71 triliun pada 2025 dan meningkat menjadi Rp335 triliun pada 2026 untuk mendukung keberlanjutan program ini.
“Kalau bahan pangan diambil dari petani lokal, pasar hidup, ekonomi desa berputar, dan lapangan kerja tercipta,” tambahnya.
Dari sisi kesehatan masyarakat, Guru Besar Fakultas Kedokteran UI, Prof. Hinky Hindra Irawan Satari, menilai program MBG memiliki tujuan mulia yang perlu terus dilanjutkan dengan pengawasan ketat terhadap keamanan pangan.
“Program ini jangan dihentikan, tetapi harus dijalankan dengan profesional dan memperhatikan food safety. Semua elemen masyarakat bisa berperan agar program ini berkelanjutan,” tegasnya.
Hasil survei ISS pada Agustus 2025 menunjukkan bahwa 77 persen masyarakat menilai program MBG bermanfaat dan berharap agar cakupannya diperluas. Dengan dukungan lintas sektor serta pengawasan yang baik, program ini diyakini akan menjadi lokomotif baru bagi penguatan gizi nasional dan pemerataan ekonomi rakyat. (shah/rls)