Kotawaringin Barat, jurnalborneo.co.id – Sebagai tindak lanjut Perjanjian Kerja Sama antara Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalimantan Tengah dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) University tentang Pelatihan dan Budidaya Kepiting Bakau pada Ekosistem Mangrove (Sylvofishery), Dislutkan Kalteng melakukan kegiatan Identifikasi Awal Rencana Lokasi Sylvofishery bersama Tim dari FPIK IPB University. Kegiatan ini dilaksanakan di pesisir Desa Teluk Bogam Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat, Minggu (3/3/2024).
Menurut Kepala Bidang Kelautan dan Pesisir Dislutkan Prov. Kalteng Zur Rawdoh, kegiatan identifikasi ini dilaksanakan dengan melakukan studi kelayakan perairan untuk pengembangan sylvofishery kepiting bakau yaitu pengukuran kualitas air laut, pengambilan sampel air laut dan sedimen pada 3 (tiga) titik/stasiun pengamatan pada ekosistem mangrove Desa Teluk Bogam. Pada kesempatan ini Tim FPIK IPB University diwakili oleh Ketua Tim Kerja Sama Kegiatan Sylvofishery Sulistiono dan anggota tim Dudi M. Wildan, serta dibantu oleh kelompok masyarakat budidaya kepiting bakau Alam Indah Lestari.
“Dari hasil pengamatan awal kualitas air di lapangan (in-situ) terhadap ketiga stasiun pengamatan cukup sesuai, dan untuk pengamatan lebih lanjut akan dilakukan analisis laboratorium sampel di laboratorium IPB University baik sampel air dan sedimen dari tiga titik stasiun pengamatan,” terang Sulistiono.
Lebih lanjut, Sulistiono menjelaskan bahwa setelah hasil analisis in-situ dan laboratorium selesai maka akan dilakukan aksi program pelatihan dan pendampingan budidaya kepiting bakau sistem sylvofishery yang dilakukan oleh tim FPIK IPB University yang akan tinggal di desa tersebut selama enam bulan agar meningkatkan keberhasilan dari kegiatan ini.
“Tiga jenis usaha kepiting bakau yang akan dilaksanakan yaitu pembesaran, penggemukan dan peneloran,” tambah Sulistiono.
Sementara itu, Kepala Dislutkan Prov. Kalteng Darliansjah yang ditemui secara terpisah menjelaskan bahwa kerja sama Pelatihan dan Budidaya Kepiting Bakau (Sylvofishery) bersama FIPK IPB University ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat pesisir Kalimantan Tengah melalui budidaya kepiting bakau (sylvofishery).
“Harapan kami melalui kerja sama ini, masyarakat pesisir Kalimantan Tengah memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan budidaya kepiting bakau secara sylvofishery agar nantinya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat pesisir terhadap potensi ekosistem mangrove. Kami pun berharap dengan pendampingan Tim Dosen dari FPIK IPB University dalam mengembangkan sylfofishery, tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir Kalimantan Tengah namun juga sekaligus menjaga kelestarian ekosistem mangrove,” tutup Darliansjah.
Sebagai informasi, sylvofishery merupakan salah satu alternatif untuk menjaga pelestarian hutan mangrove dengan melakukan budidaya di kawasan pertambakan tradisional yang bermuara untuk kepentingan pelestarian lingkungan hutan bakau. Sylvofishery adalah sistem pertambakan teknologi tradisional yang menggabungkan antara usaha perikanan dengan penanaman bakau yang diikuti konsep pengenalan sistem pengelolaan dengan meminimalkan input dan mengurangi dampak terhadap lingkungan.(red)