• Tentang Kami
  • Index Berita
Rabu, 20 Agustus 20 2025
  • Login
Jurnal Borneo
  • Beranda
  • Jurnal Utama
  • Jurnal Kalteng
    • Jurnal Palangka Raya
    • Jurnal Kapuas
    • Jurnal Katingan
    • Jurnal Gunung Mas
    • Jurnal Kotim
    • Jurnal Kobar
    • Jurnal Seruyan
    • Jurnal Lamandau
    • Jurnal Sukamara
    • Jurnal Barsel
    • Jurnal Bartim
    • Jurnal Barut
    • Jurnal Murung Raya
    • Jurnal Pulang Pisau
  • Jurnal Legislatif
    • DPRD Kalteng
    • DPRD Barito Utara
    • DPRD Kapuas
    • DPRD Kotim
    • DPRD Murung Raya
    • DPRD Seruyan
  • Jurnal Kalimantan
    • Jurnal Kalsel
    • Jurnal Kalbar
    • Jurnal Kaltim
    • Jurnal Kaltara
  • Jurnal Global
    • Jurnal Ekonomi
    • Jurnal Republik
    • Jurnal Humaniora
    • Etalase
    • Desa Wisata
  • Jurnal Justice
  • Jurnal Sport
No Result
View All Result
Jurnal Borneo
No Result
View All Result

H. SUGIANTO SABRAN : Sosok Ikhlas, Tawakal dan Tawadhu

Minggu 21 Juni 2020
in Jurnal Humaniora
H Sugianto Sabran

H Sugianto Sabran

678
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

HAJI SUGIANTO SABRAN lahir di Sampit, 5 Juli 1973 dan berdarah Dayak Ot Danum. Sugianto lahir sebagai anak dari keluarga kurang mampu di Sampit. Karena ketidakmampuan kedua orang tuanya itulah, ia hanya sampai pendidikan formalnya di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMK) Negeri 1 Pangkalan Bun.

Sugianto kecil seolah ‘terusir’ dari kampung halamannya. Ia mengembara dari desa ke desa lain, dari pemukiman satu ke pemukiman lainnya untuk sekadar bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya.

BeritaTerkait

SMKN 1 Palangka Raya Gelar Perayaan HUT ke-55 Tahun dengan Meriah

MAN Gelar Berbagai Lomba dalam Rangkaian Peringatan Bulan Bahasa

Mangaruhi : Budaya Menangkap Ikan dengan Tangan Kosong

Sugianto pekerja keras demi bertahan hidup. Untuk itu, pekerjaan apa pun ia lakoni asal halal. Makan sehari kerap kali hanya satu kali, itu ia jalani dengan penuh keikhlasan dan kesabaran walaupun dengan lauk daun singkong.

Demi sesuap nasi, ia rela berpanas-panas mengambil upah mengangkat air dari sungai untuk dijual ke warung-warung di desanya. Untuk membeli kelengkapan sekolah pun, ia tidak malu berjualan es lilin keliling kampung dan acap kali juga menjual kayu bakar.

Keuletan, kegigihan, air mata, bahkan pandangan sebelah mata dari orang-orang kampung pun ia terima dengan lapang dada. Masa kecil, muda hingga dewasa ia lalui dengan ikhlas, tawakal dan tawadhu. Di saat teman-teman sebayanya menikmati keceriaan, ia sendiri banting tulang siang-malam demi kelangsungan hidupnya dan membantu meringankan beban kedua orangtuanya.

Para bijak sering berujar, Allah tidak ‘tidur’. Begitu juga dengan upaya tak kenal lelah seorang Sugianto, pelan namun pasti, setamat SMK, Sugianto muda dipercaya pamannya H. Abdul Rasyid untuk menakhodai PT. Tanjung Lingga. Dari omset miliaran meningkat trilyunan hingga ia menduduki puncak kariernya sebagai Direktur Utama di perusahaan multi nasional tersebut.

“Saya ‘benci’ dengan kemiskinan. Untuk itu, saya bertekad dengan amanah sebagai gubernur akan memberantas kebodohan di Kalteng. Bodoh membuat orang jadi miskin. Untuk itu, pendidikan menjadi prioritas utama program saya,” ucap Sugianto.

Dalam pertemuan-pertemuan sosial, Sugianto Sabran konsisten melakukan berbagai pendekatan serta pemahaman atas nilai-nilai kemanusiaan, pola-pola komunikasi, metode perhubungan kultural, pendidikan, cara berpikir dan pengupayaan solusi-solusi problem masyarakat.

Salah satunya adalah mengumpulkan para pemuda kampung di Pangkalan Bun untuk dididik sebagai sekuriti/petugas jaga keamanan. Para pemuda yang semula ‘meresahkan’ masyarakat, diberdayakan dengan dipekerjakan di perusahaan-perusahaan, baik di pertambangan maupun di perkebunan.

Sugianto Sabran tak ragu untuk terjun langsung di tengah-tengah masyarakat dan melakukan multi aktivitas yang memadukan dinamika budaya, sinergi ekonomi berintikan upaya pertumbuhan potensialitas rakyat.

Dalam pertemuan-pertemuan sosial selalu santun dan ramah kepada siapa pun. Ia menempatkan orang yang lebih tua sebagai kakak atau orang tua sendiri. Ia tidak segan-segan mencium tangan orang yang lebih tua darinya. Itulah pola-pola komunikasi yang ia lakukan sejak kecil.

“Orangtua adalah ‘jimat’ di dunia. Doa ibu-bapakmu pasti dikabulkan Allah, begitu juga kutukannya. Setiap langkah yang saya lakukan selalu minta ridho orangtua,” ujarnya.

Dalam perjalanannya kemudian di Kotawaringin Barat, Sugianto Sabran dikenal sebagai pengusaha muda yang sukses.
Sugianto juga terjun ke politik. Ia adalah politikus PDIP yang pernah menjadi anggota DPR-RI periode 2009-2014. Di DPR, Sugianto duduk di Komisi IV DPR yang mengurusi masalah kehutanan, pertanian, dan pangan.

Pada 2010, Sugianto maju di Pemilukada Kotawaringin Barat, berpasangan dengan Eko Soemarno. Hanya ada dua pasang calon di pemilukada kala itu. Lawan Sugianto saat itu adalah bupati incumbent Ujang Iskandar yang berpasangan dengan Bambang Purwanto.

Sugianto memenangkan pemungutan suara Bupati Kotawaringin Barat pada Juni 2010. Namun kemenangannya digugat oleh Ujang Iskandar ke Mahkamah Konstitusi (MK). Ujang menggandeng Bambang Widjojanto sebagai pengacara. Setelah melalui proses pengadilan, MK lalu menganulir kemenangan Sugianto dan memenangkan Ujang.

Setelah proses pengadilan di MK selesai, kubu Sugianto melaporkan seorang saksi bernama Ratna atas tuduhan keterangan palsu. Ratna divonis bersalah oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, lalu dipenjara selama 5 bulan. Kelanjutan kasus Ratna itulah yang dijadikan dasar oleh Polri untuk menangkap Bambang Widjojanto. Bambang dianggap mengarahkan Ratna untuk memberi kesaksian palsu.

Pucuk di cinta ulam pun tiba. Tak jadi bupati, Sugianto Sabran malah jadi gubernur. Pada 25 Mei 2016, Sugianto resmi menjabat Gubernur Kalimantan Tengah. Ia menggantikan penjabat gubernur Hadi Prabowo dan gubernur sebelumnya, Agustin Teras Narang, setelah terpilih dalam Pilgub Kalteng 2016.

Prestasi Sugianto Sabran sebagai Gubernur Kalteng dibuktikan, ketika Pemprov Kalteng kembali 6 kali secara berturut-turut meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2019.

Makna 6 kali secara berturut-turut Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah meraih WTP adalah bukti bahwa pemerintahan di Kalteng berkesinambungan dari periode ke periode kepemimpinan. Patut untuk direnungkan, mempertahankan keberhasilan tentunya lebih sulit dibanding meraihnya. Bagi dua periode (10 tahun) kepemimpinan sebelumnya (Gubernur A. Teras Narang, red)–2 kali meraih WTP patut diapresiasi, dan diteruskan sebagai batu uji kepemimpinan setelahnya.

Jika 4 kali WTP dalam masa 4 tahun berlanjut hingga 5 kali diakhir masa jabatan Gubernur Sugianto Sabran, maknanya gubernur Kalteng beserta segenap aparatur pemerintahan di daerah telah menunjukkan komitmen dan kesetiannya mempertahankan akuntabilitas pertanggungjawaban keuangan negara di daerah.

Sugianto Sabran memperoleh penghargaan Anugrah Kerukunan Umat Beragama (Harmony Award) dari Menteri Agama RI, Penghargaan Kesetiakawanan Sosial dari Menteri Sosial RI, dan penghargaan khusus berupa Anugerah Pandu Negeri dari Indonesian Institute for Public Governance (IIPG), karena dianggap sebagai pemerintah daerah dengan kinerja dan tata kelola yang baik.

“Jujur Kunci Sukses”

Meninggikan derajat manusia se-ranting dan mendahulukannya se-langkah dibanding manusia yang lainnya, sesuatu yang mudah bagi Allah. Pernyataan ini layak disematkan kepada sosok H. Sugianto Sabran.

Siapa sangka, putra dari pasangan H Sabran Afandie Achmad dan Hj Hayanah yang dulunya penjual es lilin keliling ini bisa menjadi orang nomor satu di Provinsi Kalimantan Tengah. Saat ini, ia sudah menjabat di penghujung periode pertama.

“Saya mempunyai 8 orang saudara, 4 lelaki dan 4 perempuan. Saya sejak kecil sudah berjualan kue, seperti kue gegatas. Pukul 01.00WIB sudah harus membuat kue untuk dijual besok paginya, kemudian saya Shalat Subuh dan ke Sekolah, dilanjutkan berjualan es lilin setelah pulang sekolah,” kata Sugianto ketika memotivasi para pelajar dan mahasiswa di Kota Palangka Raya, baru-baru ini.

Beberapa tahun menjalani kerasnya kehidupan tersebut membentuk karakter suami dari Ivo ini sebagai pekerja keras dan pantang menyerah. Dia juga taat berdoa dan suka membantu semua orang.

“Keluar dari kemiskinan itu kuncinya hanya satu, yaitu kerja keras namun tentu diiringi dengan doa,” tegasnya diamini para pelajar dan mahasiswa.

Orang nomor satu di Bumi Tambun Bungai ini juga memberikan sejumlah kiat untuk mencapai kesuksesan. “Jujur, kita harus jujur dalam kehidupan ini. Itu modal utama. Kepercayaan orang-orang tentu berawal dari kejujuran yang kita punya,” ucapnya.

Di hadapan ratusan pelajar dan mahasiswa Sugianto mengajak agar kaum muda harus mempunyai mimpi dan cita-cita, dengan adanya target akan membuat fokus untuk mencapai tujuan menjadi kuat. Selain itu harus mendapat dukungan dari banyak keluarga.

“Tanpa dukungan dan semangat orang-orang sekitar, ‘bahan bakar’ kita kadang-kadang kurang. Kita minta doa dari orang tua tentunya karena restu mereka sangat besar pengaruhnya di dalam kehidupan kita,” ucapnya. (tim)

 

 

Share678TweetSendShare
Tags: Headlines

Related Posts

SMKN 1 Palangka Raya Gelar Perayaan HUT ke-55 Tahun dengan Meriah

SMKN 1 Palangka Raya Gelar Perayaan HUT ke-55 Tahun dengan Meriah

Selasa 29 Oktober 2024
MAN Gelar Berbagai Lomba dalam Rangkaian Peringatan Bulan Bahasa

MAN Gelar Berbagai Lomba dalam Rangkaian Peringatan Bulan Bahasa

Senin 24 Oktober 2022
Mangaruhi : Budaya Menangkap Ikan dengan Tangan Kosong

Mangaruhi : Budaya Menangkap Ikan dengan Tangan Kosong

Sabtu 21 Mei 2022
KPPR GKE Palangka Raya Tengah Gelar Lomba Meriahkan Perayaan Paskah

KPPR GKE Palangka Raya Tengah Gelar Lomba Meriahkan Perayaan Paskah

Sabtu 23 April 2022

Berita Terbaru

  • Survei Litbang Kompas: Kepuasan Publik Terhadap Gubernur Kalteng Capai 79,5 Persen Selasa 19 Agustus 2025
  • Atlet Teqball Kalteng Dipanggil Pelatnas untuk SEA Games Thailand 2025 Selasa 19 Agustus 2025
  • Gubernur Kalteng: HUT ke-80 RI Jadi Pengingat Perjuangan dan Pemacu Pembangunan Minggu 17 Agustus 2025
  • Gubernur Kalteng Serahkan Bonus Rp 1,275 Miliar untuk Atlet PON Minggu 17 Agustus 2025
  • DPRD Kalteng Gelar Rapat Paripurna ke-18 Masa Persidangan III Tahun Sidang 2025 Jumat 15 Agustus 2025


Next Post
Sang Putra Kahayan, Mengembalikan Harapan Bung Karno

Sang Putra Kahayan, Mengembalikan Harapan Bung Karno

© 2020 Jurnal Borneo

  • Tentang Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Perlindungan Wartawan

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Jurnal Utama
  • Jurnal Kalteng
    • Jurnal Palangka Raya
    • Jurnal Kapuas
    • Jurnal Katingan
    • Jurnal Gunung Mas
    • Jurnal Kotim
    • Jurnal Kobar
    • Jurnal Seruyan
    • Jurnal Lamandau
    • Jurnal Sukamara
    • Jurnal Barsel
    • Jurnal Bartim
    • Jurnal Barut
    • Jurnal Murung Raya
    • Jurnal Pulang Pisau
  • Jurnal Legislatif
    • DPRD Kalteng
    • DPRD Barito Utara
    • DPRD Kapuas
    • DPRD Kotim
    • DPRD Murung Raya
    • DPRD Seruyan
  • Jurnal Kalimantan
    • Jurnal Kalsel
    • Jurnal Kalbar
    • Jurnal Kaltim
    • Jurnal Kaltara
  • Jurnal Global
    • Jurnal Ekonomi
    • Jurnal Republik
    • Jurnal Humaniora
    • Etalase
    • Desa Wisata
  • Jurnal Justice
  • Jurnal Sport

Copyright © 2017 JNews.

Berita tahu setiap ada berita terbaru OK Tidak