PALANGKA RAYA, JurnalBorneo.co.id – Berdasarkan data yang disajikan di situs https://corona.kalteng.go.id yang dirilis Jumat (10/4/2020), menyampaikan jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kalteng mengalami penambahan menjadi 25 orang.
Sementara pasien yang meninggal dunia satu orang dari cluster gowa yang berada di Kuala Kapuas. Kemudian satu pasien positif juga berasal dari Katingan. Bertambahnya pasien positif dari Kapuas dan Katingan ini sehingga zona merah di Kalteng bertambah menjadi 6 wilayah.
Adapun wilayah zona merah penyebaran Covid-19 di Provinsi Kalteng yaitu kota Palangka Raya, Pangkalan Bun, Sampit, Tamiang Layang, Kapuas dan Katingan.
Sementara, Jumlah Orang Dalam Pengawasan (ODP) kini bertambah menjadi 636 orang. Kemudian Pasien Dalam Pengawasan (PDP) bertambah menjadi 69 orang. Adapun total PDP sejak awal berjumlah 182 orang, positif 25 orang dan negative 88 orang.
Dari total 25 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut, 16 orang diantaranya masih dalam perawatan dan 8 orang lainnya telah dinyatakan sembuh.
Adapun perawatan 16 orang ini tersebar di beberapa daerah yaitu Kota Palangka Raya 15 orang, Pangkalan Bun 4 orang, Sampit 3 orang, Katingan 1 orang, dan Tamiang Layang 1 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kalteng, dr Suyuti Syamsul dalan akun media sosialnya mengatakan, m,eninggalnya salah satu pasien positif Covid-19 dari Kapuas membuat Case Fatality Rate (CFR) atau pesentase angka kematian di Kalteng mencapai 4 %.
“Memang masih dibawah angka kematian nasional tetapi kalau di break down data yg ada sampai tingkat kabupaten-kota ada yang 0%, tetapi ada juga yang 100 %,” jelasnya.
Suyuti menyatakan turut berbela sungkawa bagi keluarga yang ditinggalkan. Kalau boleh memilih, sebaiknya kita tidak meninggal dunia karena Covid-19.
Bagi saya pribadi kata Suyuti, kematian karena Covid-19 merupakan salah satu cara mati yang buruk. Orang terkasih, sahabat, teman dan tetangga bahkan tidak bisa ikut memandikan, mengkafani dan menguburkan. Keluarga dekat tentu saja boleh ikut ke kuburan tapi tidak diperbolehkan ikut mengubur. Semua prosesi pemakaman akan dilaksanakan oleh petugas khusus dengan alat pelindung maksimal.
“Kita punya pilihan untuk tidak mati dengan jalan ini. Stay at home. Keluar rumah saja untuk hal yang sangat penting, batasi jarak, hindari kerumunan, hindari kontak fisik, rajin cuci tangan dan jangan pernah sentuh muka jika tidak yakin tangannya bersih sekalipun hidung gatal sekali,” ujar Sayuti. (hs)