PALANGKA RAYA, jurnalborneo.co.id — Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) H Agustiar Sabran memimpin langsung proses pembukaan hinting (portal adat) di PT Tapian Nadenggan di Kecamatan Hanau, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, Sabtu (19/11/22).
Salah satu perusahaan yang merupakan satu group dengan Sinar Mas tersebut, sudah satu bulan tidak beroperasi. Sehingga setelah dibuka Agustiar bersama Bupati Seruyan dan Forum Kedamangan Kabupaten Seruyan, Batamad maka saat ini perusahaan itu sudah kembali beroperasi.
“Kita tentu meminta kepada semua perusahaan yang ada di Kalteng, tidak hanya PT Tapian Nadenggan untuk selalu komitmen dengan kewajibannya. Misalnya untuk sektor perkebunan harus memperhatikan plasma 20 persen dan lainnya,” tegas Agustiar, politikus PDI Perjuangan.
Selain itu perusahaan yang beroperasi baik sektor perkebunan, pertambangan dan lainnya untuk juga melibatkan orang lokal dan memperhatikan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Agustiar juga sangat mengapresiasi terhadap upaya dan langkah yang telah dilakukan oleh Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran dan jajaran, Bupati kabupaten kota bersama jajaran serta pihak lainnya yang sudah menaruh perhatian terhadap permasalahan yang terjadi di Bumi Tambun Bungai.
Dirinya bersama Dewan Adat Dayak akan terus mengawal proses ini. Walaupun dengan dibukanya hunting ini memang belum direalisasikan namun minimal ada niat baik dari perusahaan untuk melakukan komunikasi bersama warga dan DAD.
“Makanya kemarin proses pembukaan hinting dilakukan. Tetapi hingga batas waktu yang ditentukan, perusahaan yang dimaksud untuk wajib melaksanakan kewajiban mereka kepada masyarakat. Jika tidak maka kembali akan melakukan pengawalan hingga proses selesai,” tegasnya.
Apalagi saat ini situasi dan kondisi negara bahkan dunia tengah mengalami resesi, inflasi dan lainnya. Sehingga dirinya sangat memahami situasi dan kondisi yang terjadi. Namun komitmen perusahaan wajib dijalankan dan kesejahteraan warga lokal harus lebih dikedepankan.
“Kita juga sangat mengapresiasi kepada investor yang melakukan investasi di Kalteng. Namun jangan sampai hanya fokus memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang ada, namun kesejahteraan masyarakat sekitar tidak diperhatikan. (red)