KOTAWARINGIN BARAT, JurnalBorneo.co.id – Masyarakat diimbau untuk mewaspadai aksi ‘phising’ atau pengelabuan dalam dunia digital, yakni salah satu tindak kejahatan yang dicirikan dengan percobaan mendapatkan informasi penting seseorang.
“Ada sejumlah hal yang perlu masyarakat ingat untuk mengenali phising,” kata Ketua PKBM Bina Marga, Oktrika Nugraheni saat menjadi narasumber dalam webinar Indonesia Makin Cakap Digital wilayah Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Kamis.
Cara mengenalinya, yakni tindakan phising biasanya adalah mengoleksi data korban, membawa nama instansi, menggunakan kalimat yang mengagetkan atau mendesak, hingga bermasalah dengan tanda baca atau ejaan.
Untuk itu, seringkali penyebab korban phising mau memberikan informasi-informasi yang harusnya tak dibagikan, karena pelaku biasanya menampakkan diri sebagai suatu instansi menggunakan email atau situs web palsu yang meyakinkan.
Dijelaskannya, ada beberapa jenis phising yang biasa dilakukan oknum tidak bertanggung jawab, seperti melalui pesan singkat, email palsu, hingga situs web palsu.
“Adapun agar seseorang dapat menghindari phising, yang paling penting adalah dengan menjaga data pribadi,” jelasnya.
Kemudian jangan asal klik suatu ‘link’ dalam berbagai kegiatan digital, jangan mudah tergoda, lebih teliti saat membaca suatu informasi, meningkatkan keamanan data, hingga mewaspadai nama samaran atau nama yang mirip dengan sesuatu misalnya instansi namun ada kejanggalan.
Pihaknya berharap masyarakat semakin memahami phising agar bisa terhindar dari berbagai hal yang dapat merugikan dalam dunia digital.
Sementara itu narasumber lainnya dalam webinar tersebut, yakni Oka Fahreza yang merupakan salah satu influencer yang membahas tentang budaya digital.
Ia mengingatkan masyarakat tentang pentingnya menggunakan bahasa yang baik dan benar, termasuk dalam dunia digital. Penggunaannya dalam dunia digital diyakini akan memberikan banyak manfaat.
“Yaitu memudahkan proses komunikasi, serta meminimalisir kesalahpahaman,” tuturnya.
Manfaat lainnya adalah meningkatkan citra diri, mempererat hubungan, mendatangkan peluang baru, melestarikan budaya serta bahasa Indonesia, meningkatkan rasa nasionalisme, menjadi pribadi yang lebih sopan dan santun, serta meningkatkan rasa percaya diri dalam forum. (antara/red)