KUALA KAPUAS, JurnalBorneo.co.id – Guna mengejar ketertinggalan pada kualitas sumber daya manusia, masyarakat di Desa Buhut Jaya, Desa Baronang, Desa Karukus dan Desa Manis Kecamatan Kapuas Tengah Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah berharap adanya sekolah tingkat menengah atas (SMA) didirikan di dekat keempat desa tersebut.
Selama ini di keempat desa tersebut pendidikan yang paling tinggi hanya sampai tingkat SMP pada masing-masing desa. Untuk melanjutkan ke tingkat SMA, maka lulusan SMP keempat desa menempuhnya ke Desa Pujon ibukota Kecamatan Kapuas Tengah yang jaraknya sangat jauh, kurang lebih 50 Km. Jadi tidak heran kalau lulusan SMA bisa dihitung dengan jari jumlahnya.
“Kalau jalan yang dilalui mulus beraspal, nggak masalah. Yang ada saat ini, badan jalan menuju Pujon masih tanah liat dan kondisinya memprihatinkan sehingga sulit dilalui dan memerlukan waktu berjam-jam untuk sampai kesana apalagi di musim hujan. Mobil doble gardan pun tidak mampu melewatinya. Hal itulah yang menyebabkan tidak banyak yang melanjutkan ke sma,” kata Kades Desa Baronang Bagariadi kepada wartawan jurnalborneo.co.id di rumahnya, Kamis (16/7/2020) pagi.
Masyarakat berharap, lanjutnya, Pemerintah Provinsi Kalteng bisa mendirikan dan membangun gedung sma dan fasilitasnya di sekitar wilayah keempat desa yang terletak di Kecamatan Kapuas Tengah Kabupaten Kapuas sehingga seluruh lulusan smp dapat melanjutkan ke tingkat sma karena dekat.
“Kami menyadari desa kami adalah desa yang letaknya terpencil dan cukup tertinggal oleh karenanya untuk mengejar ketertinggalan dari desa lainnya salah satunya adalah peningkatan sumber daya warganya. Kami berharap Gubernur Kalteng bapak H. Sugianto Sabran dapat mengabulkan permintaan ini,” ujar R. Effendy salah satu tokoh masyarakat setempat yang menjabat Kaur Keuangan dan diamini Agau warga Desa Barunang.
Kades Bagariadi menyampaikan, tempat yang paling cocok untuk mendirikan gedung sekolah menengah atas berada di Desa Buhut Jaya. Karena jaraknya yang dekat dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam dan jalannya cukup baik untuk dilewati.
Dalam kesempatan itu, kepala desa yang biasa dipanggil pak Baga ini menyampaikan permintaan warga desanya kepada Pemerintah Kabupaten Kapuas untuk menambah jumlah guru PNS di sd dan smp pada desa itu.
“Selama ini guru PNS di SDN Negeri 1 Baronang dan SMP Negeri 4 Kapuas Tengah hanya satu orang, rangkap jabatan sebagai guru sekaligus kepala sekolah. Guru-guru lain merupakan guru honor yang penempatan dan gajinya berasal dari bantuan PT. Asmin Bara Bronang,” terangnya.
Selain itu, bapak satu anak juga berharap agar Desa Baronang mendapatkan bantuan penerangan tenaga surya dari Pemerintah Kabupaten Kapuas. “Sudah sering kami mengajukan usulan, baik melalui surat langsung ke bupati ataupun secara lisan pada saat musrenbang kecamatan namun sampai sekarang tidak diperhatikan,” tutupnya.
Sekedar diketahui, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah menjadikan pengelolaan SMA/SMK berpindah dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah provinsi.
Hal itu dimaksudkan untuk memberi dampak positif bagi kemajuan pendidikan dimana pemerintah provinsi lebih memprioritaskan pendidikan menengahnya dan bisa menuntaskan program yang dicanangkan pemerintah pusat wajib belajar 12 tahun. Dan terjadinya pemerataan dibidang pendidikan secara masif di provinsi. Dengan harapan, kesenjangan kualitas dan kuantitas guru di setiap kabupaten/kota bisa diminimalisir. (fer)