BARITO TIMUR, JurnalBorneo.co.id – Pentingnya literasi digital bagi masyarakat salah satunya adalah sebagai sarana meningkatkan pengetahuan tentang warisan budaya.
Budaya yang dimaksud, yakni semua pengetahuan, pola pikir, perilaku, maupun sikap kebiasaan masyarakat yang biasa didapat maupun diwariskan secara turun temurun, kata Kepala Disparpora Bartim Forty saat menjadi narasumber Webinar Indonesia Makin Cakap Digital, Sabtu.
“Untuk itu di era digital saat ini, literasi digital merupakan hal penting sebagai sarana meningkatkannya,” katanya.
Percepatan literasi digital khususnya terhadap generasi milenial mengalami peningkatan cukup signifikan, seperti dalam pembelajaran daring dan lainnya, utamanya di masa pandemi COVID-19.
Literasi digital dapat dilakukan melalui berbagai konten video gabungan dari gambar maupun foto disertai teks yang biasanya berisi ajakan, seruan, serta informasi bagi audiens.
“Literasi digital guna meningkatkan pengetahuan tentang warisan budaya, salah satunya bisa dilakukan dengan memanfaatkan influencer,” terangnya.
Hal ini dikarenakan influencer merupakan seseorang yang bisa memberi pengaruh kepada masyarakat, seperti publik figur, blogger dan lainnya yang dianggap penting dalam komunitas tertentu.
Dijelaskannya, untuk menyukseskan literasi digital, masyarakat juga harus memahami tentang transformasi digital, yakni perbedaan ragam perangkat atau sarana digital yang digunakan antara dulu dan masa kini.
Jika zaman dulu perangkat yang digunakan masih analog, maka kini sudah semakin berkembang untuk menunjang kemudahan akses informasi dan komunikasi masyarakat, yakni berbasiskan digital.
Untuk itu diharapkan masyarakat bisa memaksimalkan literasi digital guna mendapat banyak manfaat, salah satunya menjadi sarana meningkatkan pengetahuan tentang warisan budaya kepada generasi selanjutnya.
Adapun dalam webinar kali ini, turut hadir narasumber lain, seperti underwater videographer Audita Harsono yang membahas tentang kecakapan digital, seorang tenaga pendidik Enni Teresia membahas tentang etika digital, serta Dosen Universitas Sebelas Maret Karlina Denistia membahas tentang keamanan digital. (antara/red)