Palangka Raya, Jurnalborneo.co.id – Atas dorongan tekad untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, tidak korupsi, juga ketulusan hatinya dalam membangun dan mensejahterakan masyarakat Kabupaten Kapuas yang lebih berkeadilan, perjalanannya menuju tampuk kepemimpinan melalui kontestasi Pilkada Serentak diraihnya dengan tidak mudah, jatuh bangun, berliku, bahkan kerapkali terjal. Itulah Ir Ben Brahim S. Bahat, MM, MT, Bupati Kabupaten Kapuas 2 periode. Sosok ulet, pantang menyerah.
Telisik tim reportase jurnalborneo.co.id menyebutkan, tampaknya Ben Brahim telah menjadi sahabat bagi semua orang. Ia juga teladan bagi generasi milenial. Pencapaiannya saat ini, diawalinya sedari kecil yang lahir dari keluarga petani hidup pas-pasan. Namun dengan tekad kerja keras yang kuat, mampu keluar dari garis kemiskinan.
Untuk menempuh pendidikan, seorang Ben rela mencari kayu bakar hingga jadi kuli bangunan dan pelabuhan. Dalam perjalanannya menapaki kerasnya hidup, pada akhirnya Ben dikenal sebagai seorang teknokrat. Ia berhasil menemukan konstruksi-ITS dan metodenya. Dengan konstruksi itu maka pembangunan jembatan bentang panjang diyakini lebih efisien atau menghemat biaya pelaksanaan hingga 47 persen lebih.
Selain itu, dengan penemuannya, bisa mempercepat waktu penyelesaian pekerjaan. Dengan selisih satu banding satu koma lima, dibandingkan dengan metode konvensional atau perancah. Sehingga lebih cepat dimanfaatkan. Ini sumbangsih positifnya untuk negeri.
Ben Brahim juga dinilai berhasil memimpin Kabupaten Kapuas selama 2 periode berjalan. Bisa terlihat dalam beberapa hal, seperti pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di wilayahnya dengan kualitas mantap.
Ben adalah bupati kedua Kabupaten Kapuas yang membawa kabupaten tersebut meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK-RI Kalteng. Ben juga yang kali pertama membawa Kapuas meraih Piala Adipura dan prestasi lainnya.
Dengan sederet prestasinya, ada yang menarik dari seorang pemegang hak paten nasional dan internasional bidang konstruksi jembatan itu. Ia sangat dekat dengan masyarakat, terutama dengan kalangan milenial. Tanpa ada sekat jabatan, harta, suku, agama, ras dan golongan. Kerap kali ia ungkapkan: “Kita memang tidak sedarah, tapi kita semua bersaudara”.
Tidak sulit mencari Bupati Ben Brahim. Ben sering hadir di tengah-tengah warganya. Misalnya, pada saat acara resepsi perkawinan, melayat orang meninggal dan kegiatan masyarakat lainnya di Kabupaten Kapuas. Ben seolah ingin menempatkan dirinya sebagai penyemangat dan menumbuhkan kesan kecintaan mendalam bagi warganya, bahwa ia bukanlah sekadar pemimpin tapi juga keluarga.
Mendekati Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kalimantan Tengah Gubernur dan Wakil Gubernur pada 9 Desember 2020 yang diprediksi berlangsung sengit, seorang Ben Brahim juga sering disebut-sebut memiliki kans dalam perhelatan tersebut.
Dilansir dari berbagai media, saat ini, sejumlah nama Calon Gubernur Kalteng yang muncul diantaranya, sang petahana H. Sugianto Sabran, Dr HM. Riban Satia, Dr Ir Willy M. Yoseph, Dr H. Ujang Iskandar, H. Habib Ismail Bin Yahya, dan Ir Ben Brahim S. Bahat, MM, MT. Sementara untuk calon Wakil Gubernur datang dari kalangan Advokat, misalnya Rahmadi G. Lentam, SH, MH, yang saat ini menjadi Ketua Tim Percepatan Pembangunan Kalteng Berkah, mantan birokrat, birokrat, politisi, pengusaha, ulama, serta akademisi.
Kajian Tim Litbang jurnalborneo.co.id, baru-baru ini menyebutkan, Pilkada Kalteng 9 Desember 2020 nanti jadi fenomena menarik, karena akan diikuti banyak calon. Dipastikan selama 5 bulan ke depan masing-masing bakal calon akan berlomba mengejar popularitasnya.
Pemerhati politik dan sosial kemasyarakatan, Andreas mengatakan, dalam berpolitik masyarakat Kalteng terbilang cerdas. Buktinya dalam memilih pemimpin, mereka tidak berpatokan pada agama dan suku. Contohnya Agustin Teras Narang yang non muslim bisa menang selama dua kali Pilkada Kalteng.
Lalu, kata dia, H. Sugianto Sabran yang dari kalangan Dayak Ot Danum mampu bersaing dengan Willy M. Yoseph yang sebelumnya merupakan Bupati 2 periode dengan sederet prestasi di Kabupaten Murung Raya.
“Tentunya parpol akan melirik kandidat yang memiliki popularitas paling tinggi dan berpengalaman sebagai pemimpin di Kalteng,” katanya.
Andreas menilai, dari sejumlah nama Cagub tersebut, kuda hitamnya adalah Ben Brahim S.Bahat. Ia layak untuk diperhitungkan.
“Dia (Ben) layak diperhitungkan karena dua kali menjabat Bupati Kapuas, dia juga berpengalaman sebagai birokrat dan berprestasi,” tegasnya.
Ia menjelaskan, Ben berani melakukan banyak terobosan di Pemerintah Kabupaten Kapuas. Ben dinilai mampu mempersatukan etnis Dayak Kalimantan dan mampu mencegah konflik.
“Dia mampu menang dua kali di daerah yang pemilihnya 80 persen mayoritas muslim. Saya rasa PDI Perjuangan sebagai partai nasionalis dan partai lainnya bisa saja merekomendasikannya jadi calon gubernur,” sebutnya.
Untuk diketahui, Ben Brahim S. Bahat lahir di Goha pada 8 Oktober 1958. Ben menjabat Bupati Kapuas periode 2018-2023. Sebelum menjabat menjadi Bupati, ia pernah menjadi Kepala Dinas PU Provinsi Kalimantan Tengah.
Pada tahun 2009, Ben mengajukan hak paten kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dengan judul invensi “Konstruksi Instrumen Tower Sederhana dan Metodanya”. Paten ini diumumkan pada 29 Oktober 2009 dan diberikan pada 29 Juli 2010. Paten ini berlaku sampai 9 Februari 2029. (tim)