PULANG PISAU, JurnalBorneo.co.id – Rombongan Pengurus Daerah Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kalimantan Tengah, melakukan Kunjungan Jurnalistik ke Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah, Kamis (03/12/20).
Kunjungan ini dalam rangka meninjau sekaligus mereportase lebih obyektif perkembangan dan kemajuan program pembangunan lumbung pangan (food estate), proses olah tanah dan tanam padi, keramba ikan, serta peternakan bebek di kawasan penyangga pangan nasional tersebut.
“Jadi kami dari IJTI Pengda Kalteng mencoba melakukan reportase secara mandiri ke Desa Belanti Siam Kabupaten Pulang Pisau. Kami ingin memastikan dimulainya program food estate tersebut,” ujar Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Pengda Kalteng H. Tantawi Jauhari disela-sela kegiatannya, di Palangka Raya, Rabu (02/12/20).
Kontributor Metro TV Kalteng ini menambahkan, dari data yang mereka terima, pengembangan kawasan lumbung pangan ini akan digarap berskala besar sehingga tentunya mekanisasi alat-alat modern sangat diperlukan. Selain itu, di kawasan yang sama akan dibuat pengembangan berbagai komoditas meliputi komoditas tanaman pangan, komoditas hortikultura, perkebunan dan peternakan serta perikanan.
Selain itu, ungkap jurnalis senior ini, mereka juga mendapatkan informasi bahwa di kawasan food estate, juga akan diterapkan kombinasi-kombinasi model bisnis sebagai tahapan percontohan sehingga kedepan jika upaya ini berhasil maka akan di replikasi ke daerah lain.
“Ini semua, tentu memerlukan dukungan dan pengawasan serius dari semua pihak tak terkecuali dari insan jurnalis agar proyek nasional ini bisa berhasil guna dan tepat sasaran, sehingga berdampak untuk kesejahteraan masyarakat,”urai Awi.
Secara terpisah, Ade Satta—Pengurus IJTI Kalteng, menjelaskan, food estate Kalteng merupakan salah satu Program Strategis Nasional 2020-2024 guna membangun lumbung pangan dalam skala besar.
“Upaya ini sangat kami dukung, khususnya dalam rangka menciptakan lapangan kerja di pedesaan, pemberian perlindungan sosial, meningkatkan pendapatan keluarga petani, serta memastikan ketahanan pangan nasional,” katanya.
Sementara itu, Redianto Tumon—Jurnalis Antara TV menambahkan, meminjam penjelasan dari pemerintah, food estate dapat diartikan dengan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup bidang pertanian, perkebunan, bahkan peternakan yang berada pada suatu kawasan atau ruang lingkup tertentu.
Food Estate, sebutnya, juga dapat dikatakan sebagai konsep untuk menjaga ketahanan pangan dimana agar pada kondisi tertentu (krisis pangan), bahan pangan masih tersedia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sebagian besar mata pencaharian penduduk di Kalimantan Tengah yaitu sebagai petani (termasuk usaha menebang kayu, mengumpulkan hasil hutan dan perikanan).
Provinsi Kalimantan Tengah ini sebenarnya mempunyai potensi yang cukup besar dibidang pertanian, namun masih memiliki banyak usaha perbaikan seperti : usaha perbaikan sistem pengairan, perluasan areal persawahan, keahlian dari sumber daya manusia, hingga pada sarana transportasi pun perlu menjadi hal yang disorot dalam peningkatan produktivitas pertaniannya.
Pemilihan Provinsi Kalimantan Tengah sebagai lokasi food estate ini dikarenakan memiliki lahan rawa seluas 5,8 juta hektar.
Kalteng ini dipilih karena dianggap lebih sesuai dikarenakan sumber daya airnya cukup, lokasinya ditengah wilayah Indonesia, dan dekat dengan calon ibu kota baru di Penajam Utara, Kalimantan Timur, juga menjadi pertimbangan mengapa Provinsi Kalimantan Tengah ini dijadikan lokasi pengembangan Food Estate. Tim Liputan