PALANGKA RAYA, JurnalBorneo.co.id – Menjelang Hari Pers Nasional (HPN) 9 Februari 2021, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kembali menyelenggarakan Anugerah Jurnalistik Adinegoro yang merupakan penghargaan tertinggi untuk karya jurnalistik Indonesia.
Dalam siaran persnya bernomor 981/PWI-P/LXXIV/2020 tanggal 1 Oktober 2020, PWI Pusat menyebutkan Anugerah Jurnalistik Adinegoro diberikan kepada wartawan yang telah terseleksi melalui karya-karya jurnalistik yang sudah dimuat, ditayangkan, atau disiarkan sepanjang tahun 2020.
Disebutkan, kategori lomba Anugerah Jurnalistik Adinegoro terdiri dari :
1. Indepth reporting untuk media cetak (AA1)
2. Indepth reporting untuk media siber (AA2)
3. Indepth reporting untuk media televisi (AA3)
4. Indepth reporting untuk media radio (AA4)
5. Foto berita untuk media cetak dan media siber (AA5)
6. Karikatur opini untuk media cetak dan media siber (AA6).
Lomba tersebut terbuka bagi semua wartawan yang bekerja secara aktif pada satu perusahaan media massa cetak, televisi, radio, atau media siber. Hadiah hanya ada satu (1) pemenang pada tiap kategori yang akan mendapatkan hadiah Rp20 juta, trofi, serta piagam penghargaan dari PWI/Panitia HPN 2021. Selain itu juga akan diumumkan dan diberikan piagam penghargaan kepada 30 nomine terbaik.
Untuk diketahui, pemberian Anugerah Jurnalistik Adinegoro oleh PWI terinsipirasi dari semangat perjuangan Adinegoro. Adik Muhammad Yamin ini, yang bernama asli Djamaludin gelar Datuk Madjo Sutan, tak bisa menahan diri untuk menulis, mengkritik situasi masa itu. Namun, karena ia belajar di Stovia (sekolah pendidikan dokter Batavia) yang kemudian menjadi pusat pergerakan pemuda, Djamaludin tak boleh menulis. Itu sebabnya Djamaludin menggunakan nama samaran Adinegoro. (fer)