PALANGKA RAYA, jurnalborneo.co.id — Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Kalimantan Tengah sekaligus Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Tengah, Drs. H. Nuryakin, M.Si menyambut kunjungan Plt. Kepala BKKBN Prov. Kalteng, Dr. Dadi Ahmad Roswandi, M.Si dan didampingi Sekretaris Satyawati Kusumawijaya, S.Psi, Pejabat Ahli Madya Dison, SH serta Koordinator Program Manager Satgas Stunting Prov. Kalteng, Dewi Ratna Juwita, M.Pd, di Ruang Kerja Sekda Prov. Kalteng, Senin (6/2/2023).
Kunjungan dan diskusi Intensif Plt. Kepala BKKBN Prov. Kalteng ini dalam rangka melaporkan progres penurunan angka stunting di Kalimantan Tengah. Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang mencapai 0,5 % dari 27,4 Persen di 2021 menjadi 26,9 Persen di 2022 dan rencana kegiatan pertemuan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 13 Februari 2023 yang direncanakan akan dibuka oleh Sekda Prov. Kalteng sebagai Ketua TPPS Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah. Serta melaporkan rencana kegiatan Rapat Koordinasi Daerah (RAKORDA) Program Bangga Kencana tanggal 28 Februari s/d 1 Maret 2023 dengan agenda yang akan membuka Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran yang juga dihadiri oleh Forkompimda Kalimantan Tengah.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Tengah, Drs. H. Nuryakin, M.Si menyambut kunjungan Plt. Kepala BKKBN Prov. Kalteng, Dr. Dadi Ahmad Roswandi, M.Si
Dalam hal lain kepada Nuryakin, Dadi mengharapkan dukungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, kiranya berkenan mendorong Kabupaten dan Kota untuk segera merealisasikan DAK Fisik dan BOKB Tahun 2023, karena hal tersebut dapat memenuhi kebutuhan akan ber-KB, dan percepatan penurunan stunting di Kalimantan Tengah.
Lebih lanjut, Nuryakin berpesan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam aksi nyata dalam mempercepat penurunan stunting. Selain itu memastikan intervensi spesifik maupun sensitif tepat sasaran dan di forum rakorda nantinya akan dilakukan pendalaman terkait substansi percepatan penurunan stunting di level kabupaten dan kota, dengan angka prevalensi tertinggi dan juga perhatian khusus pada Kabupaten Murung Raya, Barito Selatan, Seruyan, Pulang Pisau dan Kota Palangka Raya. (red)