Palangka Raya-jurnalborneo.co.id
Sebanyak 58 atlet dan 29 official dari Kalimantan Tengah lolos verifikasi dan keabsahan untuk bertanding pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 untuk wilayah Sumatera Utara (Sumut).
Sebanyak 14 cabang olahraga (cabor) diikuti oleh kontingen Kalteng pada PON 2024 di wilayah Sumatera Utara.
“Sebanyak 58 atlet dan 29 official dari 14 cabor KONI Kalteng yang telah didaftarkan mulai longlist, entry by sport, entry by name PON XXI di Sumut dan Aceh untuk wilayah Sumut telah lolos semua 100 persen verifikasi dan keabsahan,” kata Tim Delegation Registration Meeting (DRM) KONI Kalteng, Wilson U. Maseh, Jumat (9/8/2024).
“Terimakasih untuk dukungan Ketum, Kahar, Kasatgas, Sekum, Waketum dan seluruh pengurus, serta untuk 14 cabor wilayah Sumut. Terimakasih banyak atas kerjasamanya,” ujarnya.
Sebelumya, Sekretaris Umum Panitia Besar (PB) PON XXI Aceh-Sumut, Effendi Pohan, membuka Delegation Registration Meeting (DRM) PON XXI 2024 Aceh-Sumut Wilayah Sumatera Utara (Sumut), di Hotel Emerald Medan, Rabu (7/8/2024) malam.
DRM PON XXI yang dihadiri pengurus KONI dari 38 provinsi tersebut diharapkan berjalan lancar dan selesai tepat waktu. DRM dilaksanakan pada 7-10 Agustus 2024.
“Saya berharap DRM bisa diselesaikan secepat mungkin, sehingga bagi peserta dari luar Provinsi Sumut ini masih bisa menikmati suasana Kota Medan dengan waktu yang tersisa dengan maksimal,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Panwasrah PON XXI 2024 Aceh-Sumut, Suwarno, mengatakan DRM ini dilakukan sebagai momentum untuk mendaftarkan sekaligus melakukan registrasi para atlet.
“PON ini kan disiapkan sudah lama. DRM ini sangat penting karena pada proses ini dilakukan entry by name para atlet yang akan bertanding pada PON XXI nanti,” katanya.
Dengan adanya DRM ini, setiap KONI dari 38 provinsi sudah bisa melihat potensi-potensi mana saja dari daerahnya untuk mendaftarkan atletnya. Atlet yang telah terdaftar akan tercatat secara digital.
“Jangan sampai nanti ada kendala saat pertandingan dimulai, ini untuk memastikan para atlet siap untuk bertanding. Ada kasus ditemukan misal atletnya sudah terdaftar ternyata lagi hamil, sakit, atau apalah sehingga menjadi kendala nantinya,” pungkasnya. (red).